KOLEKSI PUSTAKA

KOLEKSI PUSTAKA

MENANTI DIBACA

MENANTI DIBACA

MEMBACA

MEMBACA

BUKU PUN TERSENYUM

BUKU PUN TERSENYUM
Selamat Datang dan Terima Kasih Atas Kunjungan Anda
Tampilkan postingan dengan label E-Book Islam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label E-Book Islam. Tampilkan semua postingan

5 Kiat Mengatasi Kegundahan Hidup

Tuntunan Sholat Menurut Al-Qur'an dan As Sunnah

Dosa-Dosa Yang Dianggap Biasa

Sesungguhnya Allah Subhanahu wata’ala mewajibkan beberapa kewajiban yang tidak boleh diabaikan, memberi beberapa ketentuan yang tidak boleh dilampaui dan mengharamkan beberapa perkara yang tidak boleh dilanggar. Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam bersabda:

“Apa yang dihalalkan oleh Allah dalam kitabNya maka itulah yang halal, dan apa yang diharamkan maka itulah yang haram, sedangkan apa yang didiamkan tentangnya maka ia adalah yang dimaafkan, maka terimalah apa yang dimaafkan oleh Allah, sesungguhnya Allah tidak pernah lupa, kemudian beliau membaca ayat”

“Dan tidaklah Tuhanmu lupa” (Maryam : 64) (HR : HR Al Hakim : 2/ 375, dan dihasankan Oleh Al –Albani dalam ghaayatul maraam:hal :14)

Perkara-perkara yang diharamkan adalah ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh Allah Subhanahu wata’ala. Allah berfirman :

“Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya” (Al Baqarah : 187)

Allah mengancam orang yang melampaui ketentuan-ketentuanNya dan melanggar apa yang diharamkanNya, seperti ditegaskan dalam Al Qur’an:

“Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan RasulNya dan melanggar ketentuan-ketentuanNya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya, dan baginya siksa yang menghinakan” (An Nisaa’: 14).

Semoga ebook ini bermanfaat bagi seluruh kaum muslimin.

Dosa-Dosa Yang Dianggap Biasa:

Syirik
Riya’ dalam Ibadah

La Tahzan: Jangan Bersedih!

Ensiklopedi Hikmah: Memetik Buah Kehidupan di Kebun Hikmah

e-Book ini disusun berdasarkan Buku Karya Abdul Halim Fathani


Disusun kembali oleh: Fajar Sujatmiko

Adab Bertetangga
Ahsanu Taqwim
Agama Yang Diridhai
Ajaran Bederma
Akhlak Manusia
Amal Duniawi
Amanah

Meneladani 99 Sifat Allah

e-Book ini disusun berdasarkan Buku Karya Tim Al Firdaus


Disusun oleh: Fajar Sujatmiko

1. Ar Rahmaan (Maha Pengasih) 
2. Ar Rahiim (Maha Penyayang) 
3. Al Malik (Maha Raja) 
4. Al Qudduus (Maha Suci) 
5. As Salaam (Maha Pemberi Keselamatan)
6. Al Mu'min (Maha Pemberi Keamanan)
7. Al Muhaimin (Maha Memelihara)
8. Al 'Aziiz (Maha Perkasa)
9. Al Jabbaar (Maha Memaksa)
10. Al Mutakabbir (Maha Memiliki Kebesaran)
11. Al Khaaliq (Maha Pencipta)
12. Al Baari' (Maha Mengadakan)
13. Al Mushawwir (Maha Pembentuk)
14. Al Ghaffaar (Maha Pengampun)
15. Al Qahhaar (Maha Menundukkan)
16. Al Wahhaab (Maha Pemberi)
17. Ar Razzaaq (Maha Pemberi Rezeki)
18. Al Fattaah (Maha Pembuka)
19. Al 'Aliim (Maha Mengetahui)
20. Al Qaabidh (Maha Menyempitkan)
21. Al Baasith (Maha Melapangkan)
22. Al Khaafidh (Maha Merendahkan)
23. Ar Raafi' (Maha Meninggikan)
24. Al Mu'izz (Maha Memuliakan)
25. Al Mudzill (Maha Menghinakan)
26. As-Samii' (Maha Mendengar)
27. Al Bashiir (Maha Melihat)
28. Al Hakam (Maha Menetapkan Hukum)
29. Al 'Adl (Maha Adil)
30. Al Lathiif (Maha Lembut)
31. Al Khabiir (Maha Mengetahui)
32. Al Haliim (Maha Penyantun)
33. Al 'Azhiim (Maha Agung)
34. Al Ghafuur (Maha Pengampun)
35. Asy Syakuur (Maha Menerima Syukur)
36. Al 'Aliyy (Maha Tinggi)
37. Al Kabiir (Maha Besar)
38. Al Hafiizh (Maha Memelihara)
39. Al Muqiit (Maha Pemelihara)
40. Al Hasiib (Maha Pembuat Perhitungan dan Maha Mencukupi)
41. Al Jaliil (Maha Memiliki Kebesaran)  
42. Al Kariim (Maha Mulia)
43. Ar Raqiib (Maha Mengawasi)
44. Al Mujiib (Maha Mengabulkan)
45. Al Waasi' (Maha Luas)
46. Al Hakiim (Maha Bijaksana)
47. Al Waduud (Maha Mencintai)
48. Al Majiid (Maha Mulia)
49. Al Baa'its (Maha Membangkitkan)
50. Asy Syahiid (Maha Menyaksikan)
51. Al Haqq (Maha Benar)
52. Al Wakiil (Maha Mengurus)
53. Al Qawiyy (Maha Kuat)
54. Al Matiin (Maha Kukuh)
55. Al Waliyy (Maha Melindungi)
56. Al Hamiid (Maha Terpuji)
57. Al Muhshiy (Maha Menghitung)
58. Al Mubdi' (Maha Memulai)
59. Al Mu'iid (Maha Mengulangi)
60. Al Muhyiy (Maha Menghidupkan)
61. Al Mumiit (Maha Mematikan)
62. Al Hayy (Maha Hidup)
63. Al Qayyuum (Maha Berdiri Sendiri)
64. Al Waajid (Maha Menemukan)
65. Al Maajid (Maha Mulia)
66. Al Waahid (Maha Tunggal)
67. Al Ahad (Maha Esa)
68. Ash Shamad (Maha Tempat Bergantung)
69. Al Qaadir (Maha Kuasa)
70. Al Muqtadir (Maha Menentukan)
71. Al Muqaddim (Maha Mendahulukan)
72. Al Muakhkhir (Maha Mengakhirkan)
73. Al Awwal (Maha Awal)
74. Al Aakhir (Maha Akhir)
75. Azh Zhaahir (Maha Nyata)
76. Al Baathin (Maha Tersembunyi)
77. Al Waalii (Maha Pelindung)
78. Al Muta'aalii (Maha Tinggi)
79. Al Barr (Maha Baik)
80. At Tawwaab (Maha Penerima Tobat)
81. Al Muntaqim (Maha Pemberi Balasan)
82. Al 'Afuww (Maha Pemaaf)
83. Ar Ra'uuf (Maha Pelimpah Kasih)
84. Maalikul Mulk (Maha Memiliki Kerajaan)
85. Dzul Jalaali wal Ikraam (Maha Memiliki Keagungan dan Kemuliaan)
86. Al Muqsith (Maha Adil)
87. Al Jaami' (Maha Mengumpulkan)

Cita Rasa Seni Warna Illahi

Melihat Kebaikan dalam Segala Hal

e-Book ini disusun berdasarkan karya Harun Yahya



Disusun kembali oleh: Fajar Sujatmiko

"...Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui." (al-Baqarah: 216)

Pendahuluan

Jika Anda dapat berhenti sejenak kemudian memikirkan tentang kehidupan Anda, Anda akan menyadari bahwa semua ingatan Anda walaupun mungkin terdiri atas beberapa dekade, akan berarti sebagai perbincangan beberapa menit saja. Apa yang pernah Anda pikir penting, atau yang benar-benar Anda kejar, atau yang coba Anda hindari, kini semuanya adalah bagian dari masa lalu. Apa pun yang mengingatkan kita pada pikiran-pikiran dan perasaan ini, itu hanyalah kenangan.

Bagaimanapun juga, dalam pandangan Allah, setiap kata yang Anda ucapkan dan setiap pikiran yang terlintas dalam benak Anda telah diketahui-Nya. Setelah mati, di mana masing-masing manusia telah ditetapkan waktunya, rekaman setiap tindakan kita akan dibeberkan di hadapan kita. Yang akan terlihat dari kehidupan kita hanyalah terdiri atas detik demi detik, tanpa terlewat satu bagian kecil pun. Dalam pandangan Allah, tak ada rincian hidup kita yang terlupakan.

Jika dalam setiap aspek kehidupan, Anda menghabiskan hidup dengan berserah diri kepada kekuasaan mutlak Allah, menerima tujuan penciptaan-Nya, kemudian menyadari kebaikan dalam segala hal, serta sadar akan kesempurnaan dalam setiap rencana Ilahiah yang ditetapkan oleh Allah, Anda dapat memastikan bahwa hasil akhir Anda akan baik.

Hal itu karena di saat kematiannya, manusia dihadapkan pada dua pilihan. Jika yang satu telah dijalankan dengan nilai-nilai yang dinyatakan oleh Allah, ia akan mendapatkan keselamatan abadi. Jika tidak, ia kan menderita kesengsaraan tak berujung. Akhlaq yang Allah meminta kita untuk melaksanakannya adalah berupa rasa syukur terhadap-Nya dalam setiap hal, tak peduli bagaimanapun kondisi dan keadaannya. Allah menginginkan agar kita meyakini bahwa pasti ada kebaikan dalam segala hal yang menimpa kita dengan menyadari bahwa semua itu berasal dari Allah.

Menerima apa pun yang menimpa kita dan meyakini bahwa ada kebaikan dalam setiap kejadian walaupun tampaknya merugikan, bahkan malah bersyukur untuk semua itu, bukanlah hal yang mustahil untuk dilakukan. Ia adalah kebenaran yang disadari melalui pemahaman akan kebesaran dan keagungan Allah. Seseorang hanya perlu mengenal Tuhan-Nya-Pencipta alam semesta-dan peristiwa apa pun yang terjadi di dalamnya serta bersyukur atas semua itu.

Sejak pertama kali seseorang membuka matanya di dunia, Allahlah yang menetapkan setiap peristiwa yang terjadi dalam kehidupannya. Allahlah Yang Mahakuasa, Mahabijaksana, dan Mahaadil. Semua diciptakan Allah dalam rangka memenuhi rencana-Nya dan untuk tujuan Ilahiah, sebagaimana difirmankan Allah dalam sebuah ayat Al-Qur`an, "Sesungguhnya, Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran. (al-Qamar: 49) Dalam cahaya kekuasaan dan kehebatan Allah yang tiada batasnya, manusia hanyalah makhluk yang lemah. Tanpa kemurahan dan kasih Allah, ia tidak akan bisa bertahan. Melalui kemampuannya untuk memahami dan mempertimbangkan, manusia dapat memahami sesuatu hanya seluas apa yang diizinkan Penciptanya. Adalah sebuah keharusan bagi kita untuk menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah dan maksud-maksud Ilahiah yang telah ditetapkan-Nya. Apa pun yang kita alami dalam hidup ini, kita harus tetap ingat bahwa Allah adalah Tuhan yang menguasai seluruh alam semesta dan Dia mengetahui, melihat, dan mendengar apa yang tidak dapat kita ketahui, lihat, dan dengar; dan bahwa Allah mengetahui sesuatu yang akan terjadi dan tidak kita sadari. Demikianlah, kita menyadari bahwa Allahlah yang menyebabkan terjadinya setiap peristiwa sesuai dengan tujuan ilmiah, yaitu untuk kebaikan kita.

Dengan meyakini hal ini, kita akan memiliki pandangan yang lebih baik. Dengannya, kita merasa bersyukur atas segala yang terjadi pada diri kita. Dengan kata lain, seseorang akan berupaya untuk melihat kebaikan dalam segala sesuatu yang didengarnya, dilihatnya, dan menimpanya. Dalam setiap fase kehidupannya, ia akan memahami kehidupan ini secara benar dan tepat. Ia dapat membuat keputusan yang benar antara apa-apa yang ditawarkan kepadanya. Dalam Al`Qur`an digambarkan, "Sesungguhnya, Kami telah menunjukkan jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir." (al-Insaan: 3) Kehendak manusia dan kehendak Allah mencapai hasil akhir yang mulia, yakni kehidupan abadi di surga.

Tujuan buku ini adalah untuk menebarkan indahnya cahaya kehidupan dengan menyadari bahwa ada kebaikan dalam setiap fase waktu dan peristiwa yang dialami seseorang, serta untuk mengingatkan diri kita akan keberkahan pandangan hidup ini, baik di dunia maupun di akhirat. Dengan memaparkan apa-apa saja yang menghalangi seseorang untuk melihat kebaikan, buku ini dapat menolong dari "kematian" menuju cara berpikir yang diajarkan oleh Islam. Buku ini ditulis untuk mendorong seseorang agar mengadaptasi prinsip-prinsip moral yang dengannya, ia dapat berkata, "Ada kebaikan di dalamnya." Tidak hanya dengan kata-kata, tetapi juga dengan hati. Ia menunjukkan kesabaran dalam menghadapi kesulitan dengan penuh ketundukan dan rasa syukur, bukan hanya terus-menerus menderita dalam situasi demikian. Mengingatkan satu sama lain tentang kesempurnaan takdir yang telah dituliskan oleh Allah adalah ajakan bagi semua kaum mukminin agar menikmati indahnya penyerahan diri pada kebijaksanaan Allah yang tak terhingga.

Melihat Kebaikan dalam Segala Peristiwa

Bagaimana Orang Bodoh Melihat Sebuah Peristiwa

Bagaimana Melihat Kebaikan dalam Segala Hal yang Terjadi

Bagi Orang Mukmin, Ada Kebaikan dalam Segala Hal

Allah Menguji Manusia dengan Hilangnya Harta Benda

Bisa Jadi Kamu Mencintai Sesuatu Walaupun Itu Buruk Bagimu

Kebijakan Illahi di Balik Penyakit

Penyakit Mengingatkan Manusia Bahwa Ia Lemah dan Membutuhkan Allah

Kesalahan Orang-Orang Beriman Juga Menjadi Kebaikan Bagi Mereka

Setiap Diri Akan Merasakan Mati

Kematian Adalah Awal, Bukan Akhir

Alasan-Alasan Yang Menghalangi Seseorang Untuk Melihat Kebaikan

Takdir Yang Disalahpahami

Setan Berusaha Menghalangi Manusia untuk Menyadari Kebaikan

CONTOH-CONTOH KEHIDUPAN NABI DAN ORANG-ORANG BERIMAN

Perjuangan melawan orang kafir menjadi dasar utama perjuangan pada nabi dan orang-orang beriman yang mengikutinya. Orang-orang mulia ini berhadapan dengan berbagai peristiwa yang kelihatannya tidak menguntungkan. Namun, saat menghadapi cobaan-cobaan tersebut, muncullah sifat-sifat istimewa mereka. Tak peduli bagaimanapun keadaannya, mereka merasakan kedamaian dan kenyamanan karena mengetahui bahwa tak ada satu pun yang lepas dari Allah. Pemahaman ini menolong mereka untuk selalu bersikap positif.

Rasul Allah dan orang beriman memastikan kehidupannya pada kenyataan bahwa Allah akan menolong mereka melewati masa sulit dan bahwa segalanya pada akhirnya akan menjadi karunia bagi mereka. Mereka menjadikan kenyataan tersebut sebagai dasar semua pandangan mereka.

Fitnahan Orang-Orang Kafir

Tekanan Fisik dari Orang-Orang Kafir

Hijrahnya Kaum Muslimin

Contoh Keimanan Nabi

Hisnul Muslim

e-Book ini disusun berdasarkan Kitab Hisnul Muslim karya Said bin Ali Al Qathani


Disusun kembali oleh: Fajar Sujatmiko

Bacaan Bangun Tidur

Doa Mengenakan Pakaian

Doa Masuk / Keluar WC

Doa Sebelum/Sesudah Wudhu

Doa Keluar Masuk Rumah

Nashaihul 'Ibaad

e-Book ini disusun berdasarkan Nashaihul 'Ibaad Syarh Al-Munabbihaat 'Alal Isti'daad Li Yaumil Ma'aad Karya Ibnu Hajar Al Asqalani


Disusun oleh Fajar Sujatmiko

BAB I

- Dua Hal yang Sangat Utama
- Dua Perintah Nabi Agar Bergaul dengan Ulama
- Dua Perumpamaan Masuk Kubur Tanpa Bekal
- Kemuliaan dan Kesedihan
- Dua Pencarian dan Sikap Orang Mulia serta Bijaksana
- Modal Yang Berbeda Hasilnya dan Dasar Kemaksiatan
- Jenis Tangisan, Larangan Meremehkan Dosa Kecil dan Jenis Dosa
- Aktivitas Utama dan Bukti Belum Mengenal Allah serta Dirinya Sendiri
- Dua Kerusakan
- Nasihat Tentang Nafsu dan Sabar serta Pengendalian Akal
- Keuntungan Menjauhi Keharaman dan Wahyu Allah kepada Nabi-Nya
- Kesempurnaan Akal serta Perbedaan Antara Yang Berilmu dan Yang Bodoh
- Ciri Orang yang Taat kepada Allah dan Aktivitas Inti
- Sumber Dosa dan Fitnah serta Pengakuan Kelemahan Diri
- Dua Perbuatan Tercela
- Kerugian Akibat Menyibukkan Diri dengan Duniawi
- Kidung Penawar Qalbu (Tombo Ati)
- Nasihat Asy-Syibli dan Kenikmatan Dekat dengan Allah

BAB II

- Sesuatu Yang Harus Diwaspadai
- Tiga Hal yang Tiada Dapat Dicapai kecuali dengan Izin Allah
- Resep Menjadi Orang Yang Dicintai
- Tiga Hal Pokok
- Sesuatu Yang Dapat Melalaikan Manusia
- Tugas Orang Berakal
- Penyelamat, Perusak, Peninggi Derajat, dan Penghapus Dosa
- Tiga Kepastian
- Tiga Golongan dalam Naungan 'Arsy
- Penyebab Ibrahim Menjadi Khalilullah (Kekasih Allah)
- Cara Menghilangkan Kesusahan
- Ciri Orang Yang Dijauhi
- Tiga Nasihat
- Tiga Asas Agar Ilmu Bermanfaat
- Kalimat Munajat Abu Sulaiman Ad-Darani
- Ciri Manusia Paling Bahagia dan Penyebab Kerusakan
- Ciri Keberuntungan
- Sunnah Yang Harus Dimiliki Setiap Muslim
- Faktor Pembentuk Kepribadian
- Pesan Allah Kepada Nabi Uzair
- Hasil Ketaatan
- Ciri Dasar Orang Mukmin
- Tiga Keadaan Saat Menemui Allah dan Balasannya
- Tiga Resep Pokok
- Tiga Hal, Dua di Antaranya Lenyap dan Satunya Kekal
- Tiga Keniscayaan
- Tiga Macam Sikap Terhadap Dunia
- Jalan Mencapai Kezuhudan
- Pengertian Zuhud
- Tiga Penambah Daya Ingat
- Benteng Orang Mukmin
- Bukti Cinta Sejati

Nilai-Nilai Moral Al-Qur'an

e-Book ini disusun berdasarkan Buku Karya Harun Yahya


Disusun oleh: Fajar Sujatmiko

Pendahuluan

Nilai-nilai moral masyarakat di mana kita tinggal sudah menyesatkan. Prinsip-prinsip moral ini yang merupakan hasil dari hasrat mementingkan diri sendiri serta keserakahan masyarakat, kemudian berubah menjadi keegoisan, kesombongan, kesinisan, kekerasan, dan kebrutalan dalam masyarakat. Masyarakat percaya bahwa untuk meningkatkan standar hidup, mereka harus mencurangi dan mengalahkan yang lainnya.

Hal ini bukanlah nilai-nilai moral yang Allah tetapkan bagi kehidupan manusia bersama dengan apa yang telah Dia ciptakan. Al-Qur'an menyuruh manusia menjadi bermartabat, rendah hati, dapat dipercaya, baik budi, beriman, dewasa, dan mau mendengarkan. Al-Qur'an bahkan menggambarkan jalan yang seharusnya kita tempuh, "Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri." (Luqman :18)

Karenanya, tugas bagi orang yang beriman adalah menjalankan prinsip-prinsip mulia ini yang Allah telah tetapkan.

Akan tetapi, sekarang ini, orang-orang beriman tinggal bersama dalam masyarakat yang penuh dengan kekejian, di mana etika-etika moral dalam Al-Qur'an telah ditinggalkan. Untuk alasan itu, kita harus lebih berhati-hati melawan pengaruh buruk budaya yang menyesatkan ini. Mereka harus terus-menerus mengawasi diri mereka sendiri bersama masyarakat ini agar tidak terpengaruh oleh budaya merusak dan mereka dapat mengamalkan nilai-nilai moral Al-Qur'an.

Hasil karya ini disiapkan untuk membantu orang-orang beriman agar tidak melupakan ajaran dasar Al-Qur'an yang seharusnya selalu kita jalankan.

Pada bahasan-bahasan berikutnya, nilai-nilai moral dan ibadah-ibadah yang tampaknya terlupakan oleh orang-orang beriman akan dibahas dalam penjabaran yang berhubungan dengan ayat-ayat Al-Qur'an.

1. Keberadaan Allah

2. Taqwa kepada Allah Sesuai Kesanggupan

3. Taqdir

4. Iman kepada Allah

5. Bertafakur

6. Berhati-Hati

7. Kebaikan pada Semua Peristiwa

8. Kematian Itu Dekat

9. Tidak Pernah Berhenti Melawan Iblis

10. Jiwa yang Condong kepada Kejahatan

11. Pilihan Allah

12. Berdoa

13. Penyesalan dan Memohon Ampun

14. Sabar Hingga Tiba Kematian

15. Pertolongan Allah

16. Tiada Keputusasaan Bagi Orang Beriman

17. Menilai Segala Sesuatu dengan Cara Pandang Al Qur'an

18. Allah Mengetahui Semua Rahasia Hati

19. Hidup di Dunia Hanya Sementara

20. Pemilik Yang Sesungguhnya

21. Bersyukur Kepada Allah

22. Ujian Allah

23. Allah Tidak Membebani Makhluk-Nya Melainkan Sesuai dengan Kemampuannya

24. Tidak Mengikuti Kaum Yang Ingkar

25. Tidak Ada Yang Lebih Dicintai Daripada Allah dan Rasul-Nya Serta Berjihad di Jalan-Nya

26. Tidak Lemah, Bersedih Hati, dan Berputus Asa

27. Merendahkan Diri Ketika Shalat

28. Bertasbih Memuji Allah

29. Mengingat Allah dalam Setiap Kesulitan

30. Membaca Wahyu Allah

31. Menjauhi Pembicaraan Yang Sia-sia

32. Menjadi Yang Moderat

33. Para Malaikat Menjadi Saksi

34. Menulis Perjanjian

35. Mengatakan Sesuatu Yang Tidak Dikerjakan

36. Tidak Berselisih di Antara Orang-Orang Beriman

37. Berlindung kepada Allah dari Godaan Setan ketika Membaca Al Qur'an

38. Rendah Hati

39. Berpaling dari Orang-Orang Jahil

40. Tidak Berdebat Tentang Hal yang Tidak Diketahui

41 Tidak Mengolok-olok

42. Tidak Memanggil Orang Beriman dengan Panggilan Buruk

43. Dapat Dipercaya

44. Dunia Yang Mengelabui

Hadits Arba'in An-Nawawi

الأربعون النووية

Hadits Arba'in An-Nawawi
Dengan Syarah Ibnu Daqiqil 'Ied

Berbuat Baik dalam Segala Urusan

Setelah Melakukan Dosa, Segera Lakukan Kebaikan

Minta Tolong Dan Berlindung Kepada Allah

Anjuran Memiliki Rasa Malu

Istiqomah

Melaksanakan Syariat Islam Dengan Benar

Suci Itu Sebagian dari Iman

Haramnya Berbuat Zalim

Bersedekah Tidak Mesti dengan Harta

Segala Perbuatan Baik adalah Sedekah

Menjauhi Perbuatan Yang Meresahkan

Berpegang Teguh Pada Sunnah Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin (Para Sahabat)

Shalat Lail Menghapuskan Dosa

Laksanakan Perintah dan Menjauhi Larangan Agama

Anjuran Zuhud

Tidak Boleh Berbuat Kerusakan atau Bahaya

Penuduh Wajib Membawa Bukti, dan Tertuduh Cukup Bersumpah

Kewajiban Mengingkari/Memberantas Kemungkaran

Haramnya Sifat Dengki (Hasad), dan Mencari-cari Kesalahan Orang

Sesama Muslim Wajib Saling Bantu

Pahala Kebaikan Dilipatgandakan Oleh Allah

Keutamaan Melaksanakan Sunnah

Tidak Sengaja Atau Lupa Dimaafkan

Hidup Bagaikan Seorang Pengembara

Menundukkan Hawa Nafsu

Keajaiban Ikhlas

e-Book ini disusun berdasarkan karya Muhammad Gatot Aryo Al-Huseini
Disusun oleh: Fajar Sujatmiko

Resensi

Kajian komprehansip tentang ikhlas, dari pemahaman ikhlas dalam perspektif spiritualisme clasic, hingga pemahaman ikhlas dari sisi kajian ilmiah modern. Buku ini juga mengkaji ikhlas dari dua kutub pemahaman yang selama ratusan tahun sulit di pertemukan. Tapi ternyata, kajian ikhlas mampu mempertemukan dua kutub yang sering kali bersebrangan ini, dan memberikan sentuhan benang merah yang muaranya tak terbantahkan adalah “Sang Khalik” (Allah SWT).

Dalam buku ini juga, ikhlas di kaji dari dua sisi yang berbeda. Yaitu aspek vertikal dan aspek horizontal, membuat anda akan mendalami ikhlas bukan hanya sebagai sarana untuk mencapai ketauhidan yang akan memperkuat keimanan dan kecintaan kepada Allah SWT. Tapi juga buku ini membuka tabir rahasia, bahwa ikhlas memiliki efect yang mampu mempositifkan bagi pikiran, jasmani dan ruhani manusia, dan dapat di buktikan secara ilmiah.

Dan ternyata “Ikhlas” mempunyai peranan yang penting dan luar biasa bagi tercapainya kesuksesan, kebaikan, dan kebahagiaan seorang Hamba Allah baik di Dunia maupun di Akhirat. Sebuah referensi buku yang wajib di baca, sebab di sini anda akan menemukan “Keajaiaban Ikhlas” yang akan mencerahkan hidup anda, juga akan merubah cara pandang, pikir dan tindakan anda tentang hakikat “Kebahagian Sejati”.

Kenapa Buku Ini Harus Di Baca?

  • Kajian ikhlas bukan hanya sudut pandang spiritualisme clasic, tapi juga kajian ilmiah modern. Dan membuka cakrawala cakrawala anda tentang hakikat ikhlas dan dampak luar biasanya bagi kehidupan manusia.
  • Membuka tabir “Kejaiban Ikhlas” yang memiliki pengaruh positif bagi kesehatan pikiran, jasmani dan ruhani manusia.
  • Membuka tabir “Kejaiban Ikhlas” yang dapat menyembuhkan penyakit Kanker, Stres dan Depresi.
  • Membuka tabir “Keajaiban Ikhlas” yang ternyata mampu memberikan ketantraman, ketenangan dan kedamaian hati.
  • Membuka tabir “Keajaiban Ikhlas” yang merupakan kunci kepastian hidup, di antara gelombang kehidupan yang tidak pasti.
  • Membuka tabir “Keajaiban Ikhlas” yang merupakan pondasi awal tercapainya kesuksesan dan kebahagiaan seorang hamba Allah.

Bab 1. Apa Itu Ikhlas?

A. IKHLAS DALAM AL-QUR'AN

1.1. Memurnikan Keesaan Allah

1.2. Meringankan Beban Kehidupan

1.3. Menentramkan Hati

1.4. Memurnikan Ketaatan

1.5. Memperbanyak Syukur

1.6. Memperkuat Kesabaran

1.7. Selalu Dilindungi Allah

B. IKHLAS DALAM HADITS

C. IKHLAS MENURUT ULAMA

Bab 2. Ikhlas dan Bagiannya

A. IKHLAS DALAM AMAL IBADAH

1.1. Ikhlas dalam Syahadat

1.2. Ikhlas dalam Sholat

1.3. Ikhlas dalam Zakat dan Shadaqah

1.4. Ikhlas dalam Puasa

1.5. Ikhlas dalam Berhaji

1.6. Ikhlas Setiap Waktu

B. IKHLAS DALAM AMAL MUAMALAH

C. Ikhlas dan Sabar

D. Ikhlas dan Syukur

E. Pentingnya Ikhlas dalam Qodho dan Qodar

Bab 3. Manfaat Ikhlas

A. Ikhlas Mensehatkan Jasmani Manusia

1.1. Ikhlas Menyembuhkan Stres dan Kanker

1.2. Ikhlas Menyeimbangkan Hormon

1.3. Ikhlas Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh

B. Ikhlas Mensehatkan Ruhani Manusia

Asma'ul Husna

Disusun Oleh: Fajar Sujatmiko


وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Hanya milik Allah asmaulhusna, {1} maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaulhusna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. {2} Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. [Q.S. Al A'raaf: 180]

{1} Maksudnya: nama-nama yang agung yang sesuai dengan sifat-sifat Allah.

{2} Maksudnya: janganlah hiraukan orang-orang yang menyembah Allah dengan nama-nama yang tidak sesuai dengan sifat-sifat dan keagungan Allah, atau dengan memakai asmaa-ul husna, tetapi dengan maksud menodai nama Allah atau mempergunakan asmaa-ul husna untuk nama-nama selain Allah.

Asma'ul Husna Kunci Masuk Surga

Sesungguhnya Allah swt. mempunyai sembilan puluh sembilan nama seratus kurang satu, barangsiapa menghafalnya masuklah dia ke surga. [H.R. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah]

Sebagian Ulama misalnya Imam Bukhari menafsirkan kata ‘man ah-shooha’ pada hadist tersebut dengan makna “siapa yang menghafalnya”... baca lanjutannya

1. Ar-Rahman (Maha Pengasih)

2. Ar-Rahim (Maha Penyayang)

3. Al-Malik (Maha Berkuasa)

4. Al-Quddus (Maha Suci)

5. As-Salam (Maha Sejahtera)

6. Al Mu'min (Maha Terpercaya / Maha Mengaruniai Keamanan)

7. Al Muhaimin (Maha Memelihara)

8. Al Aziz (Maha Perkasa)

9. Al Jabbar (Maha Memaksa)

10. Al Mutakabbir (Maha Pemilik Kebesaran)

11. Al Khaliq (Maha Pencipta)

12. Al Bari' (Maha Mengadakan)

13. Al-Mushawwir (Maha Pembentuk)

14. Al-Ghaffar (Maha Pengampun)

15. Al-Qahhar (Maha Menundukkan)

16. Al-Wahhaab (Maha Pemberi)

17. Ar-Razzâq (Maha Pemberi Rezeki)

18. Al-Fattâh (Yang Maha Membuka)

19. Al-'Aliim (Maha Mengetahui)

20. Al Qaabidh (Maha Menyempitkan)

21. Al Baasith (Maha Melapangkan)

22. Al Khaafidh (Maha Merendahkan)

23. Ar Raafi' (Maha Meninggikan)

24. Al Mu'izz (Maha Memuliakan)

25. Al Mudzill (Maha Menghinakan)

26. As Samii' (Maha Mendengar)

27. Al Bashiir (Maha Melihat)

28. Al Hakam (Maha Menetapkan)

29. Al 'Adl (Maha Adil)

30. Al Lathiif (Maha Lembut)