Sabda beliau “Kebajikan itu keluhuran akhlaq”, maksudnya ialah
bahwa keluhuran akhlaq adalah sebaik-baik kebajikan, sebagaimana sabda beliau
“Haji adalah Arafah”. Adapun kebajikan adalah perbuatan yang menjadikan
pelakunya menjadi baik, selalu berupaya mengikuti orang-orang yang berbuat baik,
dan taat kepada Allah yang Maha Mulia lagi Maha Tinggi.
Yang dimaksud
dengan berakhlaq baik yaitu jujur dalam bermuamalah, santun dalam berusaha, adil
dalam hukum, bersungguh-sungguh dalam berbuat kebajikan, dan beberapa sifat
orang-orang mukmin yang Allah sebutkan di dalam surah Al Anfal :
“Orang-orang
mukmin yaitu orang-orang yang ketika nama Allah disebut, hati mereka gemetar,
dan ketika ayat-ayat-Nya dibacakan kepada mereka, iman mereka bertambah, dan
hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (Yaitu) mereka yang melaksanakan
shalat dan mengeluarkan infaq dari sebagian harta yang Kami berikan kepada
mereka. Mereka itulah orang-orang yang benar-benar mukmin”. (QS. 8 :
2-4)
Dan firman-Nya :
“Orang-orang yang bertobat, yang beribadah, yang
memuji (Allah), yang mengembara (di jalan Allah), yang ruku’, yang sujud, yang
menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah berbuat mungkar, serta yang memelihara
hukum-hukum Allah. Dan gembirakanlah orang-orang mukmin itu”. (QS. 9 :
112)
Dan firman-Nya :
“Sungguh beruntung orang-orang mukmin. (Yaitu)
orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya dan orang-orang yang menunaikan zakat
dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka
atau terhadap budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini
tiada tercela. Barang siapa mencari selain dari itu, maka mereka itulah
orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memeliharaa amanat-amanat
(yang diberikan kepadanya) dan janjinya dan orang-orang yang akan mewarisi
(Yaitu) mewarisi (surga) firdaus, mereka kekal di dalamnya”. (QS. 23 :
1-10)
Dan firman-Nya :
“Hamba-hamba Tuhan yang Maha Pengasih adalah
mereka yang berjalan di atas bumi dengan rasa rendah hati dan apabila
orang-orang jahil menyapa mereka, mereka menanggapinya dengan kata-kata yang
baik”. (QS. 25 : 63)
Barang siapa yang merasa belum jelas mengenai sifat
dirinya, maka hendaklah bercermin pada ayat-ayat tersebut. Dengan adanya semua
sifat itu pada dirinya pertanda bahwa dia berakhlaq baik. Sebaliknya, jika
semuanya tidak ada pada dirinya pertanda dia berakhlaq buruk. Bila terdapat
sebagian saja, maka hendaklah ia bersungguh-sungguh memelihara yang ada itu dan
mengupayakan yang belum ada pada dirinya. Janganlah seseorang menganggap bahwa
akhlaq baik itu hanyalah bersifat lemah lembut kepada orang lain dan
meninggalkan perbuatan-perbuatan keji dan dosa saja, sebaliknya orang yang tidak
seperti itu dianggap rusak akhlaqnya. Akan tetapi, yang disebut akhlaq baik
yaitu seperti yang telah kami sebutkan mengenai sifat-sifat orang mukmin dan
perilaku mereka. Termasuk akhlaq baik ialah sabar menghadapi gangguan dalam
menjalankan agama.
Dalam Hadits riwayat Bukhari dan Muslim disebutkan
bahwa seorang Arab gunung menarik selendang sutera Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
Sallam sehingga memekas pada bahu beliau, dan orang itu berkata : “Wahai
Muhammad, serahkanlah kepadaku harta Allah yang ada di tanganmu”. Kemudian Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menoleh kepada orang itu, beliau kemudian tertawa
dan menyuruh untuk memberi kepada orang itu.
Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa Sallam “dosa adalah apa-apa yang dirimu merasa ragu-ragu dan kamu tidak suka
jika orang lain mengetahuinya” maksudnya adalah perbuatan yang ditolak oleh hati
nurani. Ini merupakan suatu pedoman untuk membedakan antara dosa dan kebaikan.
Dosa menimbulkan keraguan dalam hati dan tidak senang jika orang lain
mengetahuinya. Yang dimaksud dengan “orang lain” di sini adalah orang-orang
baik, bukan orang-orang yang telah rusak akhlaqnya. Demikianlah yang disebut
dosa, karena itu tinggalkanlah perbuatan tersebut.
Wallaahu a’lam.
|
0 komentar:
Posting Komentar