KOLEKSI PUSTAKA

KOLEKSI PUSTAKA

MENANTI DIBACA

MENANTI DIBACA

MEMBACA

MEMBACA

BUKU PUN TERSENYUM

BUKU PUN TERSENYUM
Selamat Datang dan Terima Kasih Atas Kunjungan Anda
Tampilkan postingan dengan label Cinta. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Cinta. Tampilkan semua postingan

Indahnya Kasih Sayang


Mahasuci Allah, zat yang mengaruniakan kasih sayang kepada makhluk-makhluk-Nya. Tidaklah kasih sayang melekat pada diri seseorang, kecuali akan memperindah orang tersebut, dan tidaklah kasih sayang akan terlepas dari diri seseorang, kecuali akan memperburuk dan menghinakan orang tersebut.

Betapa tidak? Jikalau kemampuan kita menyayangi orang lain tercabut, maka itulah biang dari segala bencana, karena kasih sayang Allah Azza wa Jalla ternyata hanya akan diberikan kepada orang-orang yang masih hidup kasih sayang di qolbunya.

Karenanya, tidak bisa tidak, kita harus berjuang dengan sekuat tenaga agar hati nurani kita hidup. Tidak berlebihan jikalau kita mengasahnya dengan merasakan keterharuan dari kisah-kisah orang yang rela meluangkan waktu untuk memperhatikan orang lain. Kita dengar bagaimana ada orang yang rela membacakan buku, koran, atau juga surat kepada orang-orang tuna netra, sehingga mereka bisa belajar, bisa dapat informasi, dan bisa mendapatkan ilmu yang lebih luas.

Rasulullah SAW dalam hal ini bersabda, "Allah SWT mempunyai seratus rahmat (kasih sayang), dan menurunkan satu rahmat (dari seratus rahmat) kepada jin, manusia, dan hewan melata. Dengan rahmat itu mereka saling berbelas kasihan dan berkasih sayang, dan dengannya pula binatang-binatang buas menyayangi anak-anaknya. Dan (Allah SWT) menangguhkan 99 bagian rahmat itu sebagai kasih sayang-Nya pada hari kiamat nanti." (HR. Muslim)

Dari hadits ini nampaklah, bahwa walau hanya satu rahmat-Nya yang diturunkan ke bumi, namun dampaknya bagi seluruh makhluk sungguh luar biasa dahsyatnya. Kasih sayang dapat diibaratkan sebuah mata air yang bergejolak keinginannya untuk melepaskan beribu-ribu kubik air bening yang membuncah dari dalamnya tanpa pernah habis. Kepada air yang telah mengalir untuk selanjutnya menderas mengikuti alur sungai menuju laut, mata air sama sekali tidak pernah mengharapkan ia kembali.

Tidak ada salahnya agar muncul kepekaan kita menyayangi orang lain, kita menyayanginya dengan menyayangi kita dulu.

Jangan meremehkan makhluk ciptaan Allah, sebab tidaklah Allah menciptakan makhluk-Nya dengan sia-sia. Semua yang Allah ciptakan syarat dengan ilmu, hikmah, dan ladang amal. Semua yang bergerak, yang terlihat, yang terdengar, dan apa saja karunia dari Allah Azza wa Jalla adalah jalan bagi kita untuk bertafakur jikalau hati ini bisa merabanya dengan penuh kasih sayang.

Bagi orang yang tidak hidup kasih sayang di qolbunya, ketika datang orang yang akan meminjam uang, justru yang terlintas dalam pikirannya seolah-olah harta yang dimilikinya akan diambil oleh dia, bukannya memberi, malah dia ketakutan hartanya akan habis atau bahkan jatuh miskin.

Ingatlah bahwa hidupnya hati hanya bisa dibuktikan dengan apa yang bisa kita lakukan untuk orang lain dengan ikhlas. Apa artinya hidup kalau tidak punya manfaat? Padahal hidup di dunia cuma sekali dan itupun hanya mampir sebentar saja. Insya Allah bagi yang telah tumbuh kasih sayang di qolbunya, Allah Azza wa Jalla, Zat yang Maha Melimpah Kasih Sayang-Nya akan mengaruniakan ringannya mencari nafkah dan ringan pula dalam menahkahkannya di jalan Allah, ringan dalam mencari ilmu dan ringan pula mengajarkannya kepada orang lain.

Cara lain yang dianjurkan Rasulullah SAW untuk menghidupkan hati nurani agar senantiasa diliputi nur kasih sayang dengan melakukan banyak silaturahmi kepada orang-orang yang dilanda kesulitan. Belajarlah terus untuk melihat orang yang kondisinya jauh di bawah kita, Insya Allah hati kita akan melembut karena senantiasa tercahayai pancaran sinar kasih sayang. Dan berhati-hatilah bagi orang yang bergaulnya hanya dengan orang-orang kaya, orang-orang terkenal, artis, atau orang-orang elit lainnya, karena yang muncul justru rasa minder dan perasaan kurang dan kurang akan dunia ini, Masya Allah.

Hakikat Cinta


Cinta adalah bagian dari fitrah, orang yang kehilangan cinta dia tidak normal tetapi banyak juga orang yang menderita karena cinta. Bersyukurlah orang-orang yang diberi cinta dan bisa menyikapi rasa cinta dengan tepat.

"Dijadikan indah pada pandangan manusia, kecintaan kepada apa-apa yang diinginkan yaitu wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup didunia dan disisi Allah tempat kembali yang baik." (Al-Qur`an: Al-Imron ayat 14)

Cintamu kepada sesuatu menjadikan kamu buta dan tuli (H.R. Abu Dawud dan Ahmad)

Cinta memang sudah ada didalam diri kita, diantaranya terhadap lawan jenis. Tapi kalau tidak hati-hati cinta bisa menulikan dan membutakan kita.

Cinta yang paling tinggi adalah cinta karena Allah cirinya adalah orang yang tidak memaksakan kehendaknya. Tapi ada juga cinta yang menjadi cobaan buat kita yaitu cinta yang lebih cenderung kepada maksiat. Cinta yang semakin bergelora hawa nafsu, makin berkurang rasa malu. Dan, inilah yang paling berbahaya dari cinta yang tidak terkendali.

Islam tidak melarang atau mengekang manusia dari rasa cinta tapi mengarahkan cinta tetap pada rel yang menjaga martabat kehormatan, baik wanita maupun laki-laki. Kalau kita jatuh cinta harus hati-hati karena seperti minum air laut semakin diminum semakin haus. Cinta yang sejati adalah cinta yang setelah akad nikah, selebihnya adalah cobaan dan fitnah saja.

Cara untuk bisa mengendalikan rasa cinta adalah jaga pandangan, jangan berkhalwat berdua-duaan, jangan dekati zina dalam bentuk apapun dan jangan saling bersentuhan.

Bagi orang tua yang membolehkan anaknya berpacaran, harus siap-siap menanggung resiko. Marilah kita mengalihkan rasa cinta kita kepada Allah dengan memperbanyak sholawat, dzikir, istighfar dan sholat sehingga kita tidak diperdaya oleh nafsu, karena nafsu yang akan memperdayakan kita. Sepertinya cinta padahal nafsu belaka.

Menyimak Kisah Asmara Allah Subhanahu wa Ta'ala

Syahdan dalam banyak riwayat dijelaskan bahwa alam semesta ini terlahir sebagai salah satu bentuk nyata dari sifat cinta Allah. Ia memiliki sifat "wujud" dan untuk menunjukkan kewujudan-Nya, maka salah satu isyarahnya Ia menciptakan alam semesta dan seisinya, lalu menaburkan benih-benih cinta di dalamnya. Begitu besar cinta Allah kepada makhluk yang Ia ciptakan, maka tak ada satu pun makhluk di alam ini yang tidak memiliki rasa cinta, bahkan binatang buas sekalipun.

Belajar dari itu, sufi besar Rabi'ah al-Adawiyah malah mengaku, kepada setan pun ia tak pernah membenci karena makhluk terkutuk ini bisa dijadikan perantara cinta Rabi'ah kepada Allah. Semakin diganggu oleh setan, semakin besar rasa cintanya kepada Allah. Demikian juga dengan serangkaian kisah-kisah cinta para pecinta dengan Allah. Karena mereka sangat mencintai Allah, maka Ia memenuhi hati mereka dengan cinta atau mahabbah. Mahabbah adalah karunia khusus dari Allah, sementara rahmat Ia sediakan untuk semua makhluk hidup. Sejahat apa pun seseorang, Allah tak akan pernah menghentikan aliran rahman-Nya. Betapa besar cinta-Nya kepada kita semua sehingga begitu kita berbuat salah, Ia akan menunjukkan kita kepada jalan yang benar.

Untuk itulah, maka Allah senantiasa akan bersama mereka, menemani mereka, melangkah bersama mereka, memenuhi seluruh hajat mereka dan selalu siap menerima kalau para pecinta-Nya datang ingin berdialog. Jika suatu saat kelak manusia sudah menjauh dan meninggalkan Allah, maka Ia telah berjanji, "Ya Ayyuhal Ladziina Aamanuu Man Yartaddu Minkum 'An Diinihii Fasaufa Ya'tilLaahu Biqoumin Yuhibbuhum Wa Yuhibbuunahuu. (Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka menintai Allah)." (Al-Ma'idah:54).

Sungguh besar rasa cinta Allah, sampai-sampai Ia berjanji tak akan pernah meninggalkan para kekasih-Nya. Malah dalam banyak firman-Nya, diriwayatkan Ia selalu menanti para kekasih-Nya dalam seluruh daur waktu. Bahkan, pada seperempat malam terakhir, Allah turun ke langit dunia menanti para pecinta-Nya. Kita? Kita tidur lelap seperti bangkai meski gerbang cinta-Nya terbuka lebar dan Allah berharap kita datang kepada-Nya.

Syaikh Imam al-Qusyairy an-Naishabury dalam kitabnya Risalah al-Qusyairiyah malah menyebutkan Allah memiliki sifat "ghirah" atau cemburu. Seluruh kebaikan yang ada di alam semesta ini, adalah karena cinta-Nya sehingga karena itu Ia sangat tidak suka alias cemburu kalau ada orang yang berbuat sesuatu dan perbuatan itu melawan cinta alias hanya merusak dan menimbulkan kerusakan. Hadits dari Sayyidah Aisyah ra yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhori menyebutkan "Maa Ahadun Aghyaru MinalLaahi Ta'alaa, Wa Min ghiirotihi Harromal Fawaahisya Maa Dzahara Minha Wamaa Bathona. (Tidak ada yang lebih pencemburu daripada Allah SWT. Di antara bentuk cemburu-Nya adalah Dia melarang perbuatan keji, baik kekejian yang lahir maupun kekejian yang batin.)" Kalau seorang ibu mencintai anaknya, maka itu murni karena tetesan cinta Allah. Kalau ada seorang ayah banting tulang mencari nafkah untuk keluarga, itu semata karena sibghah cinta Allah. Kalau ada pemimpin sayang kepada rakyatnya, maka itu juga karena siraman cinta Allah. Semakin besar cinta seseorang maka semakin besar pula cinta Allah kepadanya.

Artinya pula, semakin sering kita berbuat durjana, maka semakin tipis rasa cinta kita dan semakin juah kita dari Allah. Semakin membara benci kita kepada sesama, maka semakin tipis pula rasa cinta kita kepada diri kita. Kalau kita tidak mencinta, maka kita telah mendzalimi diri kita sendiri karena dengan demikian pada saat bersamaan kita tengah menabur benih ketidaksukaan orang kepada kita karena tindakan kita.

Cinta akan datang dan pergi. Kalau dipupuk dengan jalan menyayangi dan mengasihi sesama, kaka cinta akan tumbuh dengan subur. Hidup kita akan diselimuti rasa cinta yang memancar dalam semua sikap, pola hidup dan tindakan kita sehari-hari. Cinta adalah dialog dan dialog adalah kedekatan. Cinta adalah merasakan apa yang dirasakan orang lain. Baginda Rasul selalu berpendar kegembiraan di wajahnya bila sudah mendekati waktu shalat. Baginya, waktu shalat adalah waktu dialog. Baginya waktu dialog adalah waktu untuk saling berdekatan. Baginda akan selalu berkata kepada sahabatnya, muadzdzin yang dia cintai, Bilal Bin Rabah, "Arihnaa Bishsholaati Ya Bilaal. (Berikan kami dengan shalat wahai Bilal.)"

Bagi kita shalat adalah medium paling formal yang diberikan Allah kepada kita untuk bisa selalu berdialog dengan-Nya, untuk bisa selalu berdekatan dengan-Nya. Shalat yang antara lain berintikan sujud, adalah saat-saat yang paling tepat untuk menghitung diri, seberapa kecil diri ini dan seberapa besar rasa pengharapan dan ketergantungan kita kepada Allah. Menurut Imam Ali Bin Abi Thalib, setelah sekian puluh tahun iblis mengagungkan dan membesarkan Allah, ia lantas mendapatkan laknat tanpa batas dan tiada akhir hanya karena sekali lalai bersujud.

Ia menolak perintah Allah untuk bersujud kepada Nabi Adam as. Lalu pernahkah kita meninggalkan shalat, meninggalkan sujud? Kalau dalam sehari kita tidak shalat dzuhur, maka itu artinya sudah delapan kali kita tidak bersujud. Iblis sekali saja tidak bersujud, mendapatkan azab teramat pedih dan menjadi bahan kutukan semua makhluk hidup. Maka bagaimana dengan nasib kita? Berapa kalikah dalam hidup ini kita tidak besujud? Sujud lahir karena cinta. Cinta lahir karena dialog. Cinta lahir karena kedekatan. Apa susahnya bersujud dan apa susahnya mencinta, berdialog dan berdekatan dengan Allah SWT.

Bagitu cemburu-Nya Allah, sampai-sampai Dia tak pernah dan tidak akan pernah berkenan diduakan, dinomorduakan apalagi disekutukan. Ia ingin, cinta kita kepada-Nya bertengger di peringkat domor satu, di atas nama-nama lain yang kita cintai. Bagi-Nya penyekutuan terhadap diri-Nya adalah dosa besar dan sungguh tak terampunkan. Menduakan Allah, dinilai sebagai sebuah pendzaliman diri. Penyekutuan adalah tindakan dzalim yang sangat besar. "Innas Syirka La Dzulmun 'Adzhiim."

Sehingga ketika sahabat karib-Nya, Kholilullah Ibrahim as merasa gentar, Ia bertanya ada apa gerangan sahabat-Ku? "Duhai Tuhanku. Bagaimana hamba tidak gentar dan tidak akan berada dalam kegentaran, sementara Adam as ayahku yang nyata-nyata dahulu dekat dengan-Mu, Kauciptakan dia dengan tangan-Mu dan Kautiupkan sendiri sebagian ruh-Mu kepadanya dan bahkan para malaikat Engkau perintah bersujud kepadanya, tetapi hanya dengan satu pembangkangan, ia Engkau keluarkan dari sisi-Mu." Sambil tersenyum Allah menukas, pembangkangan kekasih atas kekasih adalah berat akibatnya. "Ma'shiyatul Habiib 'Alal Habiib Syadidaah. (Pembangkangan seseorang kekasih kepada kekasihnya adalah berat.)". Semoga kita selalu diselimuti cinta. Cinta kepada Allah, cinta kepada Baginda Rasul dan cinta kepada sesama makhluk hidup. Wallaahu A'lamu Bishsowaab.

Oleh: K.H. A. Hasyim Muzadi
Sumber: Republika

Arti Cinta & Kehidupan

Jangan tertarik kepada seseorang karena parasnya,
sebab keelokan paras dapat menyesatkan.
Jangan pula tertarik kepada kekayaannya,
karena kekayaan dapat musnah.
Tertariklah kepada seseorang,
yang dapat membuatmu tersenyum,
karena hanya senyum yang dapat membuat hari-hari yang gelap menjadi cerah.
Semoga kamu menemukan orang seperti itu.

Ada saat-saat dalam hidup ketika kamu sangat merindukan seseorang,
sehingga ingin hati menjemputnya dari alam mimpi,
dan memeluknya dalam alam nyata.
Semoga kamu memimpikan orang seperti itu.
Bermimpilah tentang apa yang ingin kamu impikan,
pergilah ke tempat - tempat kamu ingin pergi.
Jadilah seperti yang kamu inginkan,
karena kamu hanya memiliki satu kehidupan,
dan satu kesempatan untuk melakukan hal - hal yang ingin kamu lakukan.
Semoga kamu mendapatkan kebahagiaan yang cukup untuk membuatmu kuat,
kesedihan yang cukup untuk membuatmu manusiawi,
pengharapan yang cukup untuk membuatmu bahagia
dan uang yang cukup untuk membeli hadiah-hadiah.

Ketika satu pintu kebahagiaan tertutup,
pintu yang lain dibukakan.
Tetapi acap kali,
kita terpaku terlalu lama pada pintu yang tertutup,
sehingga tidak melihat pintu lain yang dibukakan bagi kita.
Sahabat terbaik adalah dia
yang dapat duduk berayun - ayun di beranda bersamamu,
tanpa mengucapkan sepatah katapun ,
dan kemudian,
kamu meninggalkannya dengan perasaan telah bercakap-cakap lama dengannya.
Sungguh benar bahwa kita tidak tahu apa yang kita miliki,
sampai kita kehilangannya,
tetapi sungguh benar pula
bahwa kita tidak tahu apa yang belum pernah kita miliki,
sampai kita mendapatkannya.

Pandanglah segala sesuatu dari kacamata orang lain.
Apabila hal itu menyakitkan hatimu,
sangat mungkin hal itu menyakitkan hati orang lain pula.
Kata-kata yang diucapkan sembarangan dapat menyulut perselisihan.
Kata - kata yang diucapkan pada tempatnya dapat meredakan ketegangan.
Kata -kata yang kejam dapat menghancurkan suatu kehidupan.
Kata-kata yang penuh cinta dapat menyembuhkan dan memberkahi.

Awal dari cinta,
adalah membiarkan orang yang kita cintai menjadi dirinya sendiri,
dan tidak merubahnya menjadi gambaran yang kita inginkan.
Jika tidak,
kita hanya mencintai, pantulan diri sendiri yang kita temukan di dalam dia.
Orang-orang yang paling berbahagia,
tidak selalu memiliki hal - hal terbaik,
mereka hanya berusaha, menjadikan yang terbaik,
dari setiap hal yang hadir dalam hidupnya.
Mungkin Tuhan menginginkan kita bertemu dengan beberapa orang yang salah,
sebelum bertemu dengan orang yang tepat,
kita harus mengerti bagaimana berterimakasih atas karunia itu.

Hanya diperlukan waktu semenit untuk menaksir seseorang,
sejam untuk menyukai seseorang,
dan sehari untuk mencintai seseorang,
tetapi diperlukan waktu seumur hidup untuk melupakan seseorang.
Kebahagiaan tersedia bagi mereka yang menangis,
mereka yang disakiti hatinya,
mereka yang mencari,
dan mereka yang mencoba.
Karena hanya mereka itulah,
yang menghargai pentingnya orang-orang yang pernah hadir dalam hidup mereka.

Cinta adalah,
jika kamu kehilangan rasa, gairah, romantika,
dan masih tetap perduli padanya.
Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah,
ketika kamu bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu,
dan mendapati pada akhirnya, bahwa tidak demikian adanya,
dan kamu harus melepaskannya.
Cinta dimulai dengan sebuah senyuman,
bertumbuh dengan sebuah ciuman,
dan berakhir dengan tetesan air mata.
Cinta datang,
kepada mereka yang masih berharap,
sekalipun pernah dikecewakan.
kepada mereka yang masih percaya,
sekalipun pernah dikhianati.
kepada mereka yang masih mencintai,
sekalipun pernah disakiti hatinya.

Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak mencintaimu,
tetapi lebih menyakitkan adalah mencintai seseorang,
dan tidak pernah memiliki keberanian untuk mengutarakan cintamu kepadanya.

Masa depan yang cerah,
selalu tergantung pada masa lalu yang dilupakan.
Kamu tidak dapat hidup terus dengan baik,
jika kamu tidak melupakan kegagalan,
dan sakit hati di masa lalu.
Jangan pernah mengucapkan selamat tinggal,
jika kamu masih mau mencoba.
Jangan pernah menyerah,
jika kamu masih merasa sanggup.
Jangan pernah mengatakan kamu tidak mencintainya lagi,
jika kamu masih tidak dapat melupakannya.

Memberikan seluruh cintamu kepada seseorang,
bukanlah jaminan dia akan membalas cintamu.
Jangan mengharapkan balasan cinta.
Tunggulah sampai cinta berkembang di hatinya,
tetapi jika tidak,
berbahagialah karena cinta tumbuh di hatimu.

Ada hal-hal yang sangat ingin kamu dengar,
tetapi tidak akan pernah kamu dengar,
dari orang yang kamu harapkan untuk mengatakannya.
Namun demikian,
janganlah menulikan telinga untuk mendengar,
dari orang yang mengatakannya dengan sepenuh hati.

Pada waktu kamu lahir,
banyak orang yang tertawa dan hanya kamu yang menangis,
maka jalanilah hidup anda dengan kebaikan dan kasih sayang.
Supaya pada waktu kamu mati,
banyak orang menangis dan hanya kamu yang tertawa.

Sumber: http://cupla-ninink.blogspot.com/