KOLEKSI PUSTAKA

KOLEKSI PUSTAKA

MENANTI DIBACA

MENANTI DIBACA

MEMBACA

MEMBACA

BUKU PUN TERSENYUM

BUKU PUN TERSENYUM
Selamat Datang dan Terima Kasih Atas Kunjungan Anda

Al 'Adl (Maha Adil)


“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan” (Qs. An Nahl 90)

Al-‘Adl, berasal dari tiga suku kata ‘a-da-la, yang berarti lurus dan sama. Seorang yang adil, menurut definisi ini adalah mereka yang lurus, tidak plin-plan, dan sikapnya senantiasa menggunakan ukuran yang sama, bukan standar ganda. Ketika berhadapan dengan suatu masalah, orang yang adil bersikap obyektif, tidak berpihak pada salah satu yang bersengketa.

Allah Maha Adil. Dia menempatkan semua manusia pada posisi yang sama dan sederajat. Tidak ada yang ditinggikan hanya karena keturunan, kekayaan, atau karena jabatannya. Dekat jauhnya posisi seseorang dengan Allah hanya diukur dari seberapa besar mereka berusaha meningkatkan taqwanya. Semakin tinggi taqwanya, semakin tinggi pula posisinya, semakin mulia dan dimuliakan oleh Allah SWT. Begitupun sebaliknya.

Rasulullah s.a.w. bersabda, “Sesungguhnya Allah telah menghilangkan semangat jahiliyah, kebanggaan mereka dengan nenek moyangnya, karena kalian berasal dari Adam dan Hawa, dan sesungguhnya semulia-mulia kalian di sisi Allah adalah yang paling bertakwa.” (HR. Baihaqi)

Sebagian dari keadilan-Nya, Dia hanya menghukum dan memberi sanksi kepada mereka yang terlibat langsung dalam perbuatan maksiat atau dosa. Tidak dikenal oleh-Nya istilah dosa turunan, juga tidak ada hukum karma. Di hadapan-Nya masing-masing individu akan mempertanggungjawabkan dirinya sendiri.

Lebih dari itu, keadilan-Nya selalu disertai dengan sifat kasih sayang. Dia memberi pahala sejak seseorang berniat berbuat baik dan melipatgandakan pahalanya jika kemudian direalisasikan dalam amal perbuatan. Sebaliknya, Dia tidak langsung memberi catatan dosa selagi masih berupa niat berbuat jahat. Sebuah dosa baru dicatat apabila seseorang telah benar-benar berlaku jahat.

Adil juga berarti menempatkan sesuatu pada tempat yang semestinya. Lawan kata adil adalah Dzalim atau aniaya. Seseorang yang menempatkan sesuatu tidak pada tempat yang semestinya disebut dzalim atau berbuat aniaya.

Untuk memahami keadilan Allah, mari kita jelajahi benda-benda angkasa. Adakah di antara benda-benda itu yang ditempatkan semau-Nya? Semua tertata rapi, masing-masing menempati posisi yang pas dengan tingkat keseimbangan yang sempurna. Bayangkan jika tidak seimbang, tentu akan timbul benturan antara yang satu dengan lainnya. Sudah bisa diduga, berapa umur dunia ini.

Perhatikan firman Allah,

“Maka apakah mereka tidak melihat langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun.” (Qs. Qaf: 6)

Lalu perhatikan diri kita sendiri, betapa Allah dengan sifat Adil-Nya telah menempatkan seluruh anggota tubuh kita pada tempat yang semestinya. Dia telah menempatkan hidung, mata, telinga, kepala, tangan, dan kaki pada tempat yang pas. Bayangkan jika tempat masing-masing anggota tubuh kita tidak pada posisinya seperti sekarang ini. Duh, Maha Adil Engkau Ya Allah.

“Dan pada dirimu sendiri, maka apakah kamu tidak memperhatikan?” (Qs. Adz-Dzariyat: 21)

Lalu, masih sangsikah kita terhadap keadilan-Nya?

Akhirnya marilah kita berdoa, "Ya Tuhan kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan hak (adil). Engkaulah pemberi keputusan terbaik." (Q.S. Al A'raf: 89)

Sumber:

http://esq-news.com/2011/berita/10/13/al-adl-yang-maha-adil.html
Rahasia Keajaiban Asmaul Husna oleh Syafi'ie El Bantanie
http://id.wikipedia.org/wiki/Asma%27ul_husna
http://alhikmah.ac.id/2011/persaudaraan-dalam-islam-senantiasa-mengikat-dan-mempersatukan-tujuan-serta-memperkuat-barisan/
http://amnah.webnode.com/photogallery/asmaul-husna/a29-al-adl/

0 komentar:

Posting Komentar