“(31) Tidakkah kamu memperhatikan bahwa sesungguhnya kapal itu berlayar di laut dengan nikmat Allah, supaya diperhatikan-Nya kepadamu sebagian dari tanda-tanda (kekuasaan)-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi semua orang yang sangat sabar lagi banyak bersyukur (32) Dan apalagi mereka dibawah ombak yang besar seperti gunung, mereka menyeru Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya, maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai di dalam, lalu sebagian mereka tetap menempuh jalan yang lurus. Dan tak ada yang menginginkan ayat-ayat kami, selain orang-orang yang tidak setia lagi ingkar.“ [Q.S. Luqman : 31-32]
Hamba-hamba yang penuh keikhlasan, hatinya akan selalu bersyukur pada Allah. Karena keikhlasan, akan membawa pada murninya ketaatan pada Allah, dan hamba Allah yang di hatinya ada iman, ia menyadari sesungguhnya, hidupnya dipenuhi nikmat-nikmat yang diberikan Allah kepada-Nya.
Allah memperlihatkan tanda-tanda kekuasaannya, dari ujung barat hingga ujung timur, dari hal yang mikro kosmos hingga hal yang makro kosmos, mulai dari bangun tidur hingga kita tidur lagi. Semua itu tanda-tanda kekuasaannya agar manusia bersyukur, segala nikmatnya mulai apa-apa yang di makan, apa-apa yang kita minum, apa-apa yang kita kenakan (pakaian), apa-apa yang di manfaatkan di muka Bumi ini adalah anugerah-Nya.
Maka dari itu, apabila manusia ingin nikmat-nikmatnya di tambah, hanya perlu ia lakukan adalah lebih banyak bersyukur, dan memurnikan ketaatannya pada Allah. Karena hamba Allah yang ikhlas menyadari sepenuhnya, bahwa semakin banyak ia bersyukur pada Allah, maka semakin besar pula Allah akan menambahkan nikmat-nikmatnya padanya. Seperti firman-Nya:
“Dan (Ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan : “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat ku), maka sesungguhnya azab-ku sangat pedih.“ [Q.S. Ibrahim : 7]
Banyak manusia saat ini, mencari anugerah Tuhan di muka Bumi dengan cara yang salah. Mereka hanya bekerja keras, tapi tidak bersyukur kepada Allah. Mereka bekerja dari pagi hingga malam hari, tapi lupa untuk beribadah dan mensyukuri nikmat dari jerih payahnya kepada Allah. Malah, rezeki yang mereka miliki, semakin membuat mereka sombong, rakus dan lupa diri. Akibatnya rezeki tersebut tidak membawa berkah, tapi justru membawa bencana. Ini sesuai firmannya, dalam surat ibrahim, “Jika manusia mengingkari nikmat ku, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”
Sumber: Keajaiban Ikhlas - Muhammad Gatot Aryo Al-Huseini
Hamba-hamba yang penuh keikhlasan, hatinya akan selalu bersyukur pada Allah. Karena keikhlasan, akan membawa pada murninya ketaatan pada Allah, dan hamba Allah yang di hatinya ada iman, ia menyadari sesungguhnya, hidupnya dipenuhi nikmat-nikmat yang diberikan Allah kepada-Nya.
Allah memperlihatkan tanda-tanda kekuasaannya, dari ujung barat hingga ujung timur, dari hal yang mikro kosmos hingga hal yang makro kosmos, mulai dari bangun tidur hingga kita tidur lagi. Semua itu tanda-tanda kekuasaannya agar manusia bersyukur, segala nikmatnya mulai apa-apa yang di makan, apa-apa yang kita minum, apa-apa yang kita kenakan (pakaian), apa-apa yang di manfaatkan di muka Bumi ini adalah anugerah-Nya.
Maka dari itu, apabila manusia ingin nikmat-nikmatnya di tambah, hanya perlu ia lakukan adalah lebih banyak bersyukur, dan memurnikan ketaatannya pada Allah. Karena hamba Allah yang ikhlas menyadari sepenuhnya, bahwa semakin banyak ia bersyukur pada Allah, maka semakin besar pula Allah akan menambahkan nikmat-nikmatnya padanya. Seperti firman-Nya:
“Dan (Ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan : “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat ku), maka sesungguhnya azab-ku sangat pedih.“ [Q.S. Ibrahim : 7]
Banyak manusia saat ini, mencari anugerah Tuhan di muka Bumi dengan cara yang salah. Mereka hanya bekerja keras, tapi tidak bersyukur kepada Allah. Mereka bekerja dari pagi hingga malam hari, tapi lupa untuk beribadah dan mensyukuri nikmat dari jerih payahnya kepada Allah. Malah, rezeki yang mereka miliki, semakin membuat mereka sombong, rakus dan lupa diri. Akibatnya rezeki tersebut tidak membawa berkah, tapi justru membawa bencana. Ini sesuai firmannya, dalam surat ibrahim, “Jika manusia mengingkari nikmat ku, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”
Sumber: Keajaiban Ikhlas - Muhammad Gatot Aryo Al-Huseini
0 komentar:
Posting Komentar