Dikatakan,
1. "Kufur nikmat adalah perbuatan tercela;
2. menemani orang yang tolol adalah perbuatan sia-sia belaka."
Rasulullah s.a.w. pernah bersabda,
"Putuskanlah persahabatan dengan orang yang tolol." [H.R. Thabarani dari Basyir]
Maksudnya, janganlah berteman dengan orang tolol, karena dikhawatirkan akan menularkan ketololannya kepada anda.
Rasulullah s.a.w. juga bersabda,
"Ada dua perkara, barangsiapa memiliki keduanya, maka Allah akan mencatat dia sebagai orang yang bersyukur dan penyabar; dan barangsiapa yang tidak memiliki kedua perkara tersebut, maka Allah tidak mencatatnya sebagai orang yang bersyukur dan tidak pula sebagai penyabar, yaitu:
1. Orang yang dalam urusan agamanya melihat kepada orang yang lebih tinggi daripadanya, lalu dia mengikutinya; sedangkan dalam urusan dunianya dia melihat kepada orang yang lebih rendah daripadanya, lalu dia memuji Allah atas karunia yang telah diberikan kepadanya, maka Allah mencatatnya sebagai orang yang bersyukur dan penyabar.
2. Orang yang dalam urusan agamanya melihat kepada orang yang lebih rendah, sedangkan dalam urusan dunianya melihat kepada orang yang lebih tinggi, lalu ia menyesali apa yang tidak dapat ia capai, maka Allah tidak mencatat dirinya sebagai orang yang bersyukur dan penyabar." [H.R. Tirmidzi dari Ibnu 'Amr]
1. "Kufur nikmat adalah perbuatan tercela;
2. menemani orang yang tolol adalah perbuatan sia-sia belaka."
Rasulullah s.a.w. pernah bersabda,
إِ صْرِمْ الأَحْمَقَ
"Putuskanlah persahabatan dengan orang yang tolol." [H.R. Thabarani dari Basyir]
Maksudnya, janganlah berteman dengan orang tolol, karena dikhawatirkan akan menularkan ketololannya kepada anda.
Rasulullah s.a.w. juga bersabda,
"Ada dua perkara, barangsiapa memiliki keduanya, maka Allah akan mencatat dia sebagai orang yang bersyukur dan penyabar; dan barangsiapa yang tidak memiliki kedua perkara tersebut, maka Allah tidak mencatatnya sebagai orang yang bersyukur dan tidak pula sebagai penyabar, yaitu:
1. Orang yang dalam urusan agamanya melihat kepada orang yang lebih tinggi daripadanya, lalu dia mengikutinya; sedangkan dalam urusan dunianya dia melihat kepada orang yang lebih rendah daripadanya, lalu dia memuji Allah atas karunia yang telah diberikan kepadanya, maka Allah mencatatnya sebagai orang yang bersyukur dan penyabar.
2. Orang yang dalam urusan agamanya melihat kepada orang yang lebih rendah, sedangkan dalam urusan dunianya melihat kepada orang yang lebih tinggi, lalu ia menyesali apa yang tidak dapat ia capai, maka Allah tidak mencatat dirinya sebagai orang yang bersyukur dan penyabar." [H.R. Tirmidzi dari Ibnu 'Amr]
0 komentar:
Posting Komentar