Allah s.w.t berfirman, "Dialah yang mengutus rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang-orang musyrik benci" (QS Al-Shaff [61]:9). Dari firman tersebut kita dapat menyimpulkan agama terbagi dalam dua bagian, yaitu agama yang berasal dari Allah s.w.t., agama yang diridhai yaitu Islam, dan agama selain Islam atau al-din kullih. Ayat tersebut juga menegaskan bahwa Islam merupakan agama yang benar.
Bukti bahwa Islam sebagai agama yang diridhai Allah s.w.t. dapat diperhatikan pada wahyu terakhir yang diterima oleh Rasulullah s.a.w., yaitu ketika beliau sedang melaksanakan haji wada', yang berbunyi, "Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridhai Islam itu jadi agamamu" (QS Al-Maa'idah [5]:3).
Dalam ayat lain Allah s.w.t. menegaskan, "Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiadalah berselisih orang-orang yang telah diberi Alkitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah, maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya" (QS Ali 'Imran [3]:19). "Barangsiapa mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi" (QS Ali 'Imran [3]:85).
Ayat-ayat di atas menunjukkan Islam merupakan satu-satunya agama yang diridhai dan benar. Islam merupakan agama yang sesuai dengan fitrah manusia. Berbeda dengan agama-agama lainnya, Islam merupakan agama yang langsung Allah turunkan melalui rasul-rasul-Nya terdahulu hingga Nabi Muhammad s.a.w. Allah berfirman, "Dia telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah s.w.t. menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada-Nya (agama) orang yang kembali (kepada-Nya)" (QS Al-Syuuraa[42]:13).
Dalam ayat lain Allah s.w.t. juga menjelaskan, "Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi sesudahnya, dan Kami telah memberikan wahyu kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yaqub, dan anak cucunya, Isa, Ayub, Yunus, Harun, dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Dawud" (QS Al-Nisa': [4]:163).
Dalam praktik kehidupan agama saat ini, upaya pedangkalan dan penggembosan akidah umat Islam telah marak dilakukan, seperti dengan beredarnya paham semua agama sama, pernikahan beda agama, dan seterusnya. Karenanya, peningkatan akidah, keimanan, dan keyakinan umat Islam terhadap agamanya menjadi keharusan dalam menghadapi upaya-upaya pendangkalan akidah tersebut. Ini menjadi tugas dan kewajiban ulama, para ustad, orangtua, dan semua umat Islam.
Bukti bahwa Islam sebagai agama yang diridhai Allah s.w.t. dapat diperhatikan pada wahyu terakhir yang diterima oleh Rasulullah s.a.w., yaitu ketika beliau sedang melaksanakan haji wada', yang berbunyi, "Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridhai Islam itu jadi agamamu" (QS Al-Maa'idah [5]:3).
Dalam ayat lain Allah s.w.t. menegaskan, "Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiadalah berselisih orang-orang yang telah diberi Alkitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah, maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya" (QS Ali 'Imran [3]:19). "Barangsiapa mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi" (QS Ali 'Imran [3]:85).
Ayat-ayat di atas menunjukkan Islam merupakan satu-satunya agama yang diridhai dan benar. Islam merupakan agama yang sesuai dengan fitrah manusia. Berbeda dengan agama-agama lainnya, Islam merupakan agama yang langsung Allah turunkan melalui rasul-rasul-Nya terdahulu hingga Nabi Muhammad s.a.w. Allah berfirman, "Dia telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah s.w.t. menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada-Nya (agama) orang yang kembali (kepada-Nya)" (QS Al-Syuuraa[42]:13).
Dalam ayat lain Allah s.w.t. juga menjelaskan, "Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi sesudahnya, dan Kami telah memberikan wahyu kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yaqub, dan anak cucunya, Isa, Ayub, Yunus, Harun, dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur kepada Dawud" (QS Al-Nisa': [4]:163).
Dalam praktik kehidupan agama saat ini, upaya pedangkalan dan penggembosan akidah umat Islam telah marak dilakukan, seperti dengan beredarnya paham semua agama sama, pernikahan beda agama, dan seterusnya. Karenanya, peningkatan akidah, keimanan, dan keyakinan umat Islam terhadap agamanya menjadi keharusan dalam menghadapi upaya-upaya pendangkalan akidah tersebut. Ini menjadi tugas dan kewajiban ulama, para ustad, orangtua, dan semua umat Islam.
0 komentar:
Posting Komentar