Ikhlas dalam syahadat adalah memurnikan kembali kesaksian dan pengakuan seorang hamba pada keberadaan Allah SWT sebagai sang khalik (pencipta), dan Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul utusan Allah. Pemurnian dua kalimat syahadat sangat penting, karena banyak manusia di antara kita, kadang tanpa sadar dirinya mulai menggantungkan hidupnya pada hal-hal selain Allah.
Ikhlas dalam syahadat adalah memurnikan kesaksian diri kita secara lahir maupun batin bahwa hanya Allah lah Tuhannya, Sang Maha Pencipta yang dapat dibuktikan melalui Ciptaan-Ciptaan-Nya, meskipun manusia tidak dapat bisa melihat keberadaannya secara indrawi. Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa, tempat segala sesuatunya bergantung, tidak melahirkan dan dilahirkan, dan tidak ada sekutu baginya. Sesuai firman-Nya, surat AL-Ikhlas :
"(1) Katakanlah: Dialah Allah, Yang Maha Esa. (2) Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. (3) Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. (4) Dan tidak ada seorang pun yang setara degan Dia." [Q.S. ALIkhlas : 1-4]
Tak ada keraguan penghambaan pada Allah, bagi manusia-manusia yang ikhlas, karena dia telah menggantungkan hidupnya pada Allah saja, bukan pada materi, uang, pekerjaan, kekuasaan, jabatan, popularitas, wanita, cinta, atau apapun selain Allah. Cukup pada Allah lah ia berserah diri, dan memurnikan kesaksiannya pada Allah.
Dialah Allah Sang Pencipta, yang mengatur dan memelihara segala sesuatu. Yang mengadakan, membentuk segala rupa yang ada di Langit dan Bumi. Dialah Tuhan Yang Maha Perkasa lagi bijaksana. Tuhan yang harus di sembah oleh seluruh makhluk, dan sang pemberi rezeki yang memenuhi semua kebutuhan makhluk di Langit dan Bumi, maka itu kenapa manusia masih berpaling dari-Nya.
Yang kedua, ikhlas dalam bersyahadat adalah memurnikan kesaksian diri bahwa Muhammad utusan Allah, Rasul terakhir pembawa Risalah Agama Islam. Muhammad adalah pembawa Risalah Islam, agama yang merupakan sistem nilai dan norma yang ketentuan dasar, dan peraturan pelaksanaannya disebut Aqidah dan Syariah.
Konsekuensi dari ikrar syahadat. "Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah", adalah menyerahkan diri secara utuh pada perintah Allah dan Rosulnya. Artinya segala hal-hal yang dilarang oleh Allah dan Rosulnya, akan ditinggalkan oleh hamba-hamba Allah yang ikhlas.
Muhammad adalah Rosul terakhir, dan tak ada Rosul lain setelah dia yang di utus untuk seluruh bangsa di dunia. Dia ditugaskan menyampaikan risalah Islam sebagai agama Allah yang telah disempurnakan utuh dan lengkap.
Sesuai firman-Nya :
"Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya, maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar." [Q.S. AL-Fath : 29]
Memurnikan syahadat seorang hamba, akan memperkuat keimanannya pada Allah, komitmen dalam hati yang kemudian akan di buktikan dalam amal ibadah dan muamalah. Keikhlasan tersebutlah yang akan membawa amal-amal hamba diterima disisi Allah, juga bagi orang-orang beriman serta mengerjakan amal saleh bagi mereka ampunan dan pahala yang besar.
Ikhlas dalam bersyahadat bagaikan tanaman yang mengeluarkan tunasnya. Maka tanaman itu akan menjadi kuat, besar dan tegak lurus di atas pokoknya. Tegar berdiri menghadapi segala problematika kehidupan, tetap kokoh dan tegak lurus maupun badai besar menghadang hidupnya. Keikhlasan tersebut juga akan membawa pada keadaan yang menyenangkan hati, bagi hamba-hamba yang telah menanam dan merawatnya.
Sumber: Keajaiban Ikhlas - Muhammad Gatot Aryo Al-Huseini
Ikhlas dalam syahadat adalah memurnikan kesaksian diri kita secara lahir maupun batin bahwa hanya Allah lah Tuhannya, Sang Maha Pencipta yang dapat dibuktikan melalui Ciptaan-Ciptaan-Nya, meskipun manusia tidak dapat bisa melihat keberadaannya secara indrawi. Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa, tempat segala sesuatunya bergantung, tidak melahirkan dan dilahirkan, dan tidak ada sekutu baginya. Sesuai firman-Nya, surat AL-Ikhlas :
"(1) Katakanlah: Dialah Allah, Yang Maha Esa. (2) Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. (3) Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. (4) Dan tidak ada seorang pun yang setara degan Dia." [Q.S. ALIkhlas : 1-4]
Tak ada keraguan penghambaan pada Allah, bagi manusia-manusia yang ikhlas, karena dia telah menggantungkan hidupnya pada Allah saja, bukan pada materi, uang, pekerjaan, kekuasaan, jabatan, popularitas, wanita, cinta, atau apapun selain Allah. Cukup pada Allah lah ia berserah diri, dan memurnikan kesaksiannya pada Allah.
Dialah Allah Sang Pencipta, yang mengatur dan memelihara segala sesuatu. Yang mengadakan, membentuk segala rupa yang ada di Langit dan Bumi. Dialah Tuhan Yang Maha Perkasa lagi bijaksana. Tuhan yang harus di sembah oleh seluruh makhluk, dan sang pemberi rezeki yang memenuhi semua kebutuhan makhluk di Langit dan Bumi, maka itu kenapa manusia masih berpaling dari-Nya.
Yang kedua, ikhlas dalam bersyahadat adalah memurnikan kesaksian diri bahwa Muhammad utusan Allah, Rasul terakhir pembawa Risalah Agama Islam. Muhammad adalah pembawa Risalah Islam, agama yang merupakan sistem nilai dan norma yang ketentuan dasar, dan peraturan pelaksanaannya disebut Aqidah dan Syariah.
Konsekuensi dari ikrar syahadat. "Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah", adalah menyerahkan diri secara utuh pada perintah Allah dan Rosulnya. Artinya segala hal-hal yang dilarang oleh Allah dan Rosulnya, akan ditinggalkan oleh hamba-hamba Allah yang ikhlas.
Muhammad adalah Rosul terakhir, dan tak ada Rosul lain setelah dia yang di utus untuk seluruh bangsa di dunia. Dia ditugaskan menyampaikan risalah Islam sebagai agama Allah yang telah disempurnakan utuh dan lengkap.
Sesuai firman-Nya :
"Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya, maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar." [Q.S. AL-Fath : 29]
Memurnikan syahadat seorang hamba, akan memperkuat keimanannya pada Allah, komitmen dalam hati yang kemudian akan di buktikan dalam amal ibadah dan muamalah. Keikhlasan tersebutlah yang akan membawa amal-amal hamba diterima disisi Allah, juga bagi orang-orang beriman serta mengerjakan amal saleh bagi mereka ampunan dan pahala yang besar.
Ikhlas dalam bersyahadat bagaikan tanaman yang mengeluarkan tunasnya. Maka tanaman itu akan menjadi kuat, besar dan tegak lurus di atas pokoknya. Tegar berdiri menghadapi segala problematika kehidupan, tetap kokoh dan tegak lurus maupun badai besar menghadang hidupnya. Keikhlasan tersebut juga akan membawa pada keadaan yang menyenangkan hati, bagi hamba-hamba yang telah menanam dan merawatnya.
Sumber: Keajaiban Ikhlas - Muhammad Gatot Aryo Al-Huseini
0 komentar:
Posting Komentar