KOLEKSI PUSTAKA

KOLEKSI PUSTAKA

MENANTI DIBACA

MENANTI DIBACA

MEMBACA

MEMBACA

BUKU PUN TERSENYUM

BUKU PUN TERSENYUM
Selamat Datang dan Terima Kasih Atas Kunjungan Anda

Al Qaabidh (Maha Menyempitkan)


"Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nyalah kalian dikembalikan." [Q.S. Al Baqarah: 245]

Al Qaabidh secara bahasa berarti sesuatu yang diambil atau keterimpitan pada sesuatu. Kemudian, makna ini berkembang dengan arti menahan, menghalangi, atau menyempitkan.

Allah Al Qaabidh, artinya Allah menyempitkan atau menahan seluruh hal menurut hikmah kebijaksanaan-Nya. Allah menyempitkan rezeki siapa (seperti orang yang tidak bersyukur) yang Dia kehendaki. Dia menyempitkan hati siapa (seperti hati yang munafik) yang dikehendaki-Nya.

Allah, Pemilik tunggal segala sesuatu, menciptakan semua makhluk dan Bumi dilengkapi dengan berkah yang akan memenuhi kebutuhan mereka. Semua bentuk kekayaan benar-benar milik-Nya, karena Dia adalah pemilik tunggal. Di dunia ini, Allah tidak memberikan kekayaan untuk semua orang. Namun, baik kaya dan miskin perlu mengingat bahwa Allah yang memberi dan yang memiliki segalanya.

Allah menguji hambanya yang diberi kekayaan dengan cara mereka menggunakan berkah ini, dan mengharapkan mereka untuk bersyukur. Sementara itu, Dia membatasi kekayaan orang lain agar mereka bersyukur kepada-Nya. Akibatnya, bagaimana pun orang yang kekurangan atau tidak memiliki keuntungan bagi mereka, melainkan adalah ujian dari Allah untuk melihat apakah mereka menginginkan kehidupan dunia ini atau akhirat kelak.

Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah; dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. Dan barang siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. Jika kamu meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya Allah melipat gandakan (pembalasannya) kepadamu dan mengampuni kamu... [QS. at-Taghabun, 64:16-17]

Allah juga memberikan berkah rohani dalam kehidupan duniawi. Ketika Dia menghendaki, Dia dapat menguji orang melalui ketidaksempurnaan terkait dengan berkah-berkah ini dengan menciptakan berbagai cobaan. Di sisi lain, karena desakan mereka atas ketidakpercayaan, Allah dapat membalas orang-orang kafir di dunia ini dengan berbagai macam kesulitan dan kecemasan dalam hati mereka.

Al Qur'an menegaskan, "...dan barangsiapa dikehendaki-Nya menjadi sesat, Dia jadikan dadanya sempit dan sesak, seakan-akan dia (sedang) mendaki ke langit. Demikianlah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman." [Q.S. Al An'am: 125]

Dalam situasi seperti ini, orang harus menyadari bahwa Allah menyelamatkan mereka dari segala bentuk kesulitan dan penderitaan. Sama seperti Dia membatasi, Ia juga memperluas (al-Basit). Untuk hati hamba-Nya yang tulus yang hanya berserah diri kepada-Nya, Allah memberikan ketenangan, kedamaian, dan perasaan lega. Ia mendukung mereka dengan bantuan-Nya, cinta, dan belas kasihan, dan juga meringankan beban mereka. Dalam Al Qur'an, Allah mengingatkan kita bahwa semua hati akan menemukan kedamaian hanya dengan mengingat Tuhan-Nya.

(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram. [QS. Ar-Ra'd, 13:28]

Akhirnya, marilah kita berdoa, "Ya Allah, ampunilah aku, tunjukilah aku, karuniakanlah rezeki untukku, dan peliharalah kesehatanku. Aku berlindung kepada-Mu dari sempitnya keadaan pada hari kiamat." [H.R. Nasa'i, Ibnu Majah]

Sumber:

- Names of Allah, Harun Yahya
- Rahasia Keajaiban Asma'ul Husna, Syafi'ie El Bantanie

0 komentar:

Posting Komentar