قَالُوا ادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُبَيِّنْ لَنَا مَا هِيَ قَالَ إِنَّهُ يَقُولُ إِنَّهَا بَقَرَةٌ لا فَارِضٌ وَلا بِكْرٌ عَوَانٌ بَيْنَ ذَلِكَ فَافْعَلُوا مَا تُؤْمَرُونَ. قَالُوا ادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُبَيِّنْ لَنَا مَا لَوْنُهَا قَالَ إِنَّهُ يَقُولُ إِنَّهَا بَقَرَةٌ صَفْرَاءُ فَاقِعٌ لَوْنُهَا تَسُرُّ النَّاظِرِينَ. قَالُوا ادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُبَيِّنْ لَنَا مَا هِيَ إِنَّ الْبَقَرَ تَشَابَهَ عَلَيْنَا وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ لَمُهْتَدُونَ. قَالَ إِنَّهُ يَقُولُ إِنَّهَا بَقَرَةٌ لا ذَلُولٌ تُثِيرُ الأرْضَ وَلا تَسْقِي الْحَرْثَ مُسَلَّمَةٌ لا شِيَةَ فِيهَا قَالُوا الآنَ جِئْتَ بِالْحَقِّ فَذَبَحُوهَا وَمَا كَادُوا يَفْعَلُونَ
Mereka menjawab, "Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami, agar Dia menerangkan kepada kami, sapi betina apakah itu." Musa menjawab, "Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang tidak tua dan tidak muda; pertengahan antara itu; maka kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu". Mereka berkata, "Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami apa warnanya". Musa menjawab, "Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang kuning, yang kuning tua warnanya, lagi menyenangkan orang-orang yang memandangnya." Mereka berkata, "Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami bagaimana hakikat sapi betina itu, karena sesungguhnya sapi itu (masih) samar bagi kami dan sesungguhnya kami insya Allah akan mendapat petunjuk (untuk memperoleh sapi itu)." Musa berkata, "Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang belum pernah dipakai untuk membajak tanah dan tidak pula untuk mengairi tanaman, tidak bercacat, tidak ada belangnya." Mereka berkata, "Sekarang barulah kamu menerangkan hakikat sapi betina yang sebenarnya". Kemudian mereka menyembelihnya dan hampir saja mereka tidak melaksanakan perintah itu. {1} (Q.S. Al Baqarah: 68-71)
{1} Karena sapi yang menurut syarat yang disebutkan itu sukar diperoleh, hampir mereka tidak dapat menemukannya.
Bani Israel berkata lagi kepada Musa, "Tanyakanlah kepada Allah supaya diterangkan-Nya kepada kami, tanda-tanda lembu yang dimaksudkan itu". Musa menjawab, "Lembu yang harus disembelih itu bukan yang tua dan bukan pula yang muda tetapi yang sedang umurnya. Turutilah perintah itu dan laksanakanlah segera". Mereka disuruh segera menaati perintah itu dan dilarang berkeras kepala. Sebenarnya mereka dapat melaksanakan penyembelihan lembu itu dengan penerangan yang sudah diberikan itu. Tetapi mereka membandel dan terus melanjutkan dan memperbanyak pertanyaan. Bahkan mereka menanyakan lagi.
Sesudah menanyakan umur lembu itu, mereka berkata, "Mohonkanlah kepada kami, bagaimana warna lembu itu". Mereka diberi jawaban yang cukup jelas yang dapat membedakan lembu yang dimaksud itu dari yang lain. Musa mengatakan bahwa warna lembu itu kuning tua yang menyenangkan hati orang yang melihatnya. Akan tetapi mereka tidak puas dengan jawaban tersebut. Bahkan mereka terus bertanya dan menambah pertanyaan lagi yang mempersulit diri mereka sendiri.
Mereka menanyakan lagi tentang apa yang telah mereka tanyakan sebelumnya, "Sapi apakah itu, sapi itu masih samar bagi kami".
Semua itu sebenarnya sudah diterangkan tetapi mereka merasa belum sempurna penjelasan yang telah diberikan bahkan bagi mereka masih merasa samar-samar karena ciri-ciri lembu itu hampir serupa sehingga tidak dapat menentukan mana yang akan disembelih.
Dengan pertanyaan yang terakhir ini, mereka mengharapkan mendapat petunjuk tentang sapi yang dibutuhkan atau petunjuk kepada hikmah dan rahasia perintah penyembelihannya sapi itu.
Sapi betina yang diperintahkan untuk disembelih itu, ialah seekor sapi yang belum pernah dipergunakan untuk membajak dan mengangkut air dan tidak bercacat sedikit pun.
Setelah mendapat keterangan ini, mereka menyatakan bahwa Musa telah menguraikan hakikat sapi yang sebenarnya, yang diperintahkan kepada mereka untuk menyembelihnya. Merekapun mencari lembu betina yang memenuhi segala ciri-ciri yang telah diterangkan itu. Akhirnya mereka mendapatkannya dan kemudian mereka menyembelihnya. Hampir-hampir mereka tidak sanggup mengerjakannya karena telah terlalu sukar untuk mendapatkan lembu yang dimaksud. Akhirnya mereka menyembelih sapi betina yang dimaksud setelah mereka menunda-nunda dan mendapati kesulitan-kesulitan.
Dalam suatu hadis disebutkan, "Kalau sekiranya mereka terus menyembelih salah seekor sapi betina di kala mereka menerima perintah, cukuplah sudah. Akan tetapi mereka mengajukan pertanyaan yang memberatkan mereka sendiri, maka Allah pun memberatkannya". (H.R. Ibnu Jarir dari Ibnu 'Abbas)
0 komentar:
Posting Komentar