Al Ustadz Jafar Sholih
اللهم بارك لنا في رجب وشعبان وبلغنا رمضان
“Allaahumma baarik lanaa fii rajab wasy-sya’baan, wa ballighnaa ramadhaan”
Artinya: “Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikanlah kami kepada bulan Ramadhan”.
Dikisahkan bahwa apabila masuk bulan Rajab, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam membaca doa diatas.
Hadits ini diriwayatkan oleh Al Baihaqi di dalam Ad Da’awaat Al Kubra dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu seperti yang disebutkan di dalam kitab Misykaatul Mashaabih bab Al Jum’ah.
Kedudukan hadits ini: Dha’if (lemah) seperti yang dijelaskan oleh Asy-Syaikh Al Albani Rahimahullah dan Asy-Syaikh Shalih Al Fauzan di dalam fatwa terbarunya.
Judul Asli: Yaa Allah Berkahilah Kami di bulan Rajab dan Sya’ban ini…?
Sumber: www.ahlussunnah-jakarta.com
DOA BULAN RAJAB (TAKHRIJ HADITS)
Abdullah Zuqail
اللهم بارك لنا في رجب وشعبان وبلغنا رمضان
Senantiasa kita mendengar do’a sebagaimana tersebut diatas, saat mendekatnya kita dengan bulan suci Ramadhan. Kebanyakan da’i atau penceramah menyandarkan do’a ini kepada Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam. Namun yang menjadi persoalan adalah, apakah benar do’a ini berasal dari Rasulullah (haditsnya shahih)?
Nash Hadits tersebut, Telah disebutkan dalam Musnad Imam Ahmad (1/259)
حدثنا عبد الله ، حدثنا عبيد الله بن عمر ، عن زائدة بن أبي الرقاد ، عن زياد النميري ، عن أنس بن مالك قال : كان النبي صلى الله عليه وسلم إذا دخل رجب قال : اللهم بارك لنا في رجب وشعبان وبارك لنا في رمضان وكان يقول : ليلة الجمعة غراء ويومها أزهر
Menceritakan kepada kami Abdullah, Ubaidullah bin Umar, dari Zaidah bin Abi ar-Raaqod, dari Ziyad an-Numairi, dari Anas bin Malik berkata ia, Adalah Nabi shallallohhu ‘alaihi wasallam apabila masuk bulan Rajab, beliau berdo’a ; “Ya Alloh berkahilah kami dibulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikanlah kami kepada Bulan Ramadhan. Kemudian beliau berkata, “Pada malam jumatnya ada kemuliaan, dan siangnya ada keagungan.
Takhrij hadits,
Diriwayatkan oleh Ibn Sunny dalam “Amal Yaumi wal Lailah” (659) dari jalur ibn Mani’ dikabarkan oleh Ubaidullah bin Umar Al-Qawaririy.
Dan Baihaqiy dalam Su’abul Iman (3/375) dari jalur Abi Abdullah al-Hafidz, dikabarkan dari Abu Bakr Muhammad bin Ma’mal, dari AlFadhil bin Muhammad Asy-Sya’raniy, dari Al-Qawaririy.
Dan Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah (6/269) dari jalur Habib bin Al-Hasan, dan ‘Ali bin Harun ia berkata, menceritakan kepada kami Yusuf Al-Qadhi, dari Muhammad bin Abi Bakr, dari Zaidah bin Abi ar-Raaqod.
Dan AlBazar dalam Musnadnya (Mukhtasar Zawaidul Bazar li Hafidz 1/285) dari jalur Ahmad bin Malik al-Qusyairi dari Zaidah.
Hadits tersebut memiliki 2 cacat,
1. Ziyad bin Abdullah An-Numairy
Berkata Yahya bin Ma’in : Haditsnya Dhaif
Berkata Abu Hatim : Haditsnya ditulis, tapi tidak (bisa) dijadikan Hujjah
Berkata Abu ubaid Al-Ajry : Aku bertanya kepada Abu Daud tentangnya, maka ia mendhaifkannya.
Ibnu Hajr berkata : Ia Dhaif
2. Zaidah bin Abi Ar-Raaqod
Berkata Al-Bukhary : Haditsnya Mungkar
Abu Daud berkata : Aku tidak mengenalnya
An-Nasa’i berkata : Aku tidak tahu siapa dia
Adz-Dzahaby berkata : Tidak bisa dijadikan hujjah
Komentar Ahlul Ilmi tentang hadits ini,
Al-Baihaqiy dalam Su’abul Iman (3/375) berkata, telah menyendiri Ziyad An-Numairi dari jalur Zaidah bin Abi ar-Raqad, Al-Bukhary berkata, Hadits dari keduanya adalah mungkar.
An-Nawawy dalam Al-Adzkar (274) berkata, kami telah meriwayatkannya dan terdapat kedhaifan dalam sanadnya.
Diterjemahkan dari: http://saaid.net/Doat/Zugail/57.htm
Oleh Abu Aqil Al Atsy (http://alatsar.wordpress.com)
Sumber: www.ahlussunnah-jakarta.com
0 komentar:
Posting Komentar