وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ آمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ الآخِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِينَ. يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَمَا يَخْدَعُونَ إِلا أَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ
Di antara manusia ada yang mengatakan, "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian", {1} padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. (Q.S. Al Baqarah: 8-9)
{1} Hari kemudian ialah: mulai dari waktu makhluk dikumpulkan di padang mahsyar sampai waktu yang tak ada batasnya.
Ayat ini menerangkan golongan yang ketiga yaitu golongan munafik, golongan yang mengaku bahwa mereka beriman tetapi sebenarnya mereka tidak beriman. Sebenarnya pengakuan mereka itu tidaklah benar. Mereka mengakui demikian itu untuk mengelabui mata orang Islam dan mempermainkan mereka. Sewaktu Rasul saw hijrah dari Mekah ke Madinah, banyak penduduk Madinah masuk Islam seperti kabilah Aus, Khazraj dan beberapa orang Yahudi. Pada mulanya masih belum nampak golongan ini. Akan tetapi sesudah perang Badar tahun kedua hijrah, yang membawa kemenangan bagi kaum muslimin, mulailah timbul golongan munafik ini.
Abdullah bin Ubay, seorang pemimpin di Madinah dari kabilah Khazraj, anak dari seorang yang pernah menjadi pemimpin atas suku Aus dan Khazraj dan oleh pengikut-pengikutnya ia dijadikan calon raja di Madinah, berkata kepada pengikut-pengikutnya, "Situasi sekarang jelas menunjukkan ketenangan bagi Muhammad, maka Abdullah bin Ubay dan pengikut-pengikutnya menyatakan masuk Islam tetapi hati mereka tetap membenci. Tujuan mereka hendak menghancurkan kaum muslimin dari dalam, dengan berbagai macam usaha dan tipu daya. Di antara mereka banyak pula orang-orang Yahudi.
Sabda Nabi saw:
عن ابن عمر عن النبى صلى الله عليه وسلم: مثل المنافق كمثل الشاة بين الغنمين تعير إلى هذا مرة وإلى هذا مرة
Artinya:
Perumpamaan orang munafik seperti seekor anak kambing yang bingung dan ragu di antara dua kambing, bolak-balik, kadang-kadang mengikuti yang satu ini, kadang-kadang mengikuti yang lainnya (H.R. Muslim dari Ibnu Umar)
Mereka bukanlah termasuk orang-orang yang beriman yang benar dan yang merasakan keagungan Allah swt, bukanlah pula mereka menyadari bahwa Allah sebenarnya mengetahui perbuatan mereka lahir dan dalam. Sekiranya mereka beriman dengan iman yang benar, tentulah mereka tidak melakukan perbuatan yang menyakitkan hati Nabi saw dan kaum muslimin. Mereka melakukan ibadah salat dan puasa, hanya untuk mengelabui mata umum, sedang mereka sesungguhnya tidak menghayati jiwa ibadah-ibadah itu.
Orang munafik menipu Allah, ialah dengan menipu Rasul-Nya yaitu Muhammad saw. Menipu Allah, Rasul-Nya dan para Mukminin ialah memperlihatkan iman, kasih sayang dan menyembunyikan permusuhan dalam batin. Mereka bergaul dengan kaum Muslimin, untuk menyelidiki rahasia-rahasia mereka dan kemudian menyampaikan rahasia-rahasia itu kepada musuh-musuh Islam. Mereka menyebarkan permusuhan dan fitnah-fitnah untuk melemahkan barisan kaum Muslimin. Usaha kaum munafik itu gagal dan sia-sia. Hati mereka bertambah susah, sedih dan dengki, sehingga pertimbangan-pertimbangan yang benar dan jujur untuk menilai kebenaran semakin lenyap dari mereka. Sebenarnya mereka bukanlah menipu Allah, Rasul-Nya dan para mukminin tetapi mereka menipu diri mereka sendiri. Akibat perbuatan mereka itu akan menimpa diri mereka sendiri, akan tetapi mereka tidak menyadarinya. Kesadaran merupakan daya jiwa untuk menanggapi sesuatu yang tersembunyi yang tersirat dari yang nyata atau yang tidak nyata.
0 komentar:
Posting Komentar