An Mau adalah salah seorang menteri di negaranya. Pada suatu hari, dia dipanggil oleh raja dan diperintahkan mencari ayam jantan yang dapat bertelur. Dalam dua hari, ayam tersebut harus sudah diantar ke istana. Kalau tidak, dia akan dihukum mati.
Dengan perasaan sangat sedih, An Mau pulang ke rumah dan duduk termenung sepanjang hari. Dia berpikir, mana mungkin ada ayam jantan dapat bertelur.
An Lau, cucu An Mau, khawatir melihat kakeknya yang risau. Bocah berumur 12 tahun itu pun bertanya, "Mengapa kakek termenung saja? Apa yang terjadi dengan kakek?"
An Mau lantas menceritakan perintah Sang Raja dan konsekuensi yang harus dia terima jika tak memenuhi perintah tersebut.
Mendengar cerita itu, An Lau cepat berujar, "Kakek, aku ada akal. Besok, biar aku yang bertemu dengan Raja. Kakek di rumah saja."
An Mau Terkejut mendengar ide ini. "Jangan main-main, engkau bisa dihukum mati!" serunya.
Namun, betapapun kerasnya An Mau berusaha mencegah, An Lau bersikeras pergi menemui Raja. Dengan berat hati, An Mau pun mengizinkan cucunya pergi ke istana, seraya berdoa semoga tidak terjadi apa-apa pada cucu semata wayangnya tersebut.
Keesokan harinya, An Lau pergi sendiri ke istana. Sesampainya di sana, ia memperkenalkan diri kepada Raja.
Raja heran, lalu bertanya, "Mengapa kakekmu tak berani datang?"
An Lau menjawab, "Kakek sedang di rumah, melahirkan anak."
Jawaban An Lau membuat Raja marah dan bertanya lagi, "Jangan sembarangan bicara! Mana mungkin laki-laki melahirkan?"
Dengan tenang, An Lau menjawab, "Betul. Laki-laki memang tidak bisa melahirkan. Demikian juga ayam jantan, tidak ada yang bisa bertelur."
Mendengar jawaban An Lau ini, Raja menyadari kesalahannya. An Lau pun diberi hadiah yang berharga oleh Raja dan kakeknya dibebaskan dari hukuman mati.
Hikmah:
Jangan memberikan pekerjaan yang tidak mungkin dilakukan
Sumber: 33 Cerita Bijak dari Negeri Cina oleh Maruli Pardamean dan Roslina Igadiman
Dengan perasaan sangat sedih, An Mau pulang ke rumah dan duduk termenung sepanjang hari. Dia berpikir, mana mungkin ada ayam jantan dapat bertelur.
An Lau, cucu An Mau, khawatir melihat kakeknya yang risau. Bocah berumur 12 tahun itu pun bertanya, "Mengapa kakek termenung saja? Apa yang terjadi dengan kakek?"
An Mau lantas menceritakan perintah Sang Raja dan konsekuensi yang harus dia terima jika tak memenuhi perintah tersebut.
Mendengar cerita itu, An Lau cepat berujar, "Kakek, aku ada akal. Besok, biar aku yang bertemu dengan Raja. Kakek di rumah saja."
An Mau Terkejut mendengar ide ini. "Jangan main-main, engkau bisa dihukum mati!" serunya.
Namun, betapapun kerasnya An Mau berusaha mencegah, An Lau bersikeras pergi menemui Raja. Dengan berat hati, An Mau pun mengizinkan cucunya pergi ke istana, seraya berdoa semoga tidak terjadi apa-apa pada cucu semata wayangnya tersebut.
Keesokan harinya, An Lau pergi sendiri ke istana. Sesampainya di sana, ia memperkenalkan diri kepada Raja.
Raja heran, lalu bertanya, "Mengapa kakekmu tak berani datang?"
An Lau menjawab, "Kakek sedang di rumah, melahirkan anak."
Jawaban An Lau membuat Raja marah dan bertanya lagi, "Jangan sembarangan bicara! Mana mungkin laki-laki melahirkan?"
Dengan tenang, An Lau menjawab, "Betul. Laki-laki memang tidak bisa melahirkan. Demikian juga ayam jantan, tidak ada yang bisa bertelur."
Mendengar jawaban An Lau ini, Raja menyadari kesalahannya. An Lau pun diberi hadiah yang berharga oleh Raja dan kakeknya dibebaskan dari hukuman mati.
Hikmah:
Jangan memberikan pekerjaan yang tidak mungkin dilakukan
Sumber: 33 Cerita Bijak dari Negeri Cina oleh Maruli Pardamean dan Roslina Igadiman
0 komentar:
Posting Komentar