Basmalah (bahasa Arab: بسملة) adalah bahasa Arab yang digunakan untuk menyebutkan kalimat Islam bismi-llāhi ar-raḥmāni ar-raḥīmi. Kalimat ini tertera dalam setiap awalan Surat di dalam Al-Qur'an, kecuali Surat At-Taubah. Juga diucapkan setiap kali seorang Muslim melakukan salat, juga memulai kegiatan harian lainnya, dan biasanya digunakan sebagai pembuka kalimat (Mukadimah) dalam konstitusi atau piagam di negara-negara Islam. Kalimat Basmallah juga pernah ditulis pada zaman Nabi Sulaiman untuk ratu Bilqis sesuai dengan informasi dalam Al Qur'an yaitu di surat 27 ayat 30.
.
.
بسم الله الرحمن الرحيم
bismi-llāhi ar-raḥmāni ar-raḥīmi
"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang"
Bismillah (بسم الله) berasal dari bahasa arab yang berarti "Dengan menyebut nama Allah". Bacaan ini disebut Tasmiyah dan bagi orang Islam sangat dianjurkan membacanya untuk memulai setiap kegiatannya. Sehingga apa yang dikerjakan diniatkan atas nama Allah dan semoga mendapatkan restu atas pekerjaan tersebut.
Di dalam Alquran ada 114 surah, semuanya dimulai dengan "Basmalah", kecuali surah At-Taubah. Surah At-Taubah ini tidak dimulai dengan "Basmalah" karena memang tidak serasi kalau dimulai dengan "Basmalah". Di samping pada permulaannya "Basmalah" ada disebutkan satu kali di pertengahan surah An-Naml:30; dengan demikian "Basmalah" itu didapati di dalam Alquran 114 kali.
.
Ada beberapa pendapat ulama berkenaan dengan "Basmalah" yang terdapat pada permulaan sesuatu surah. Di antara pendapat-pendapat itu yang termasyhur ialah:
1."Basmalah" itu adalah suatu ayat yang tersendiri, diturunkan Allah untuk jadi kepala masing-masing surah, dan pembatas antara surah dengan surah yang lain. Jadi dia bukanlah satu ayat dari Al-Fatihah atau dari sesuatu surah yang lain, yang dimulai dengan Basmalah itu. Ini adalah pendapat Imam Malik beserta ahli qiraat dan fuqaha Madinah, Basrah dan Syam dan juga pendapat Imam Abu Hanifah dan pengikut-pengikutnya. Sebab itu menurut Imam Abu Hanifah "Basmalah" itu tidak dikeraskan membacanya dalam salat bahkan Imam Malik tidak membaca Basmalah sama sekali.
2."Basmalah" adalah salah satu ayat dari Al-Fatihah, dan dari sesuatu surah yang lain, yang dimulai dengan "Basmalah". Ini adalah pendapat Imam Syafii beserta ahli qiraat Mekah dan Kufah. Sebab itu menurut mereka "Basmalah" itu dibaca dengan suara keras dalam salat (Jahar).
Kalau kita perhatikan bahwa sahabat-sahabat Rasulullah saw. telah sependapat menuliskan "Basmalah" pada permulaan sesuatu surah dan surah-surah Alquranul Karim itu, kecuali surah At-Taubah (karena memang dari semula turunnya tidak dimulai dengan Basmalah) dan bahwa Rasulullah saw. melarang menuliskan sesuatu yang bukan Alquran supaya tidak bercampur aduk dengan Alquran. Sebab itu oleh mereka tidak dituliskan "amin" di akhir surah Al-Fatihah. Basmalah itu adalah salah satu ayat dari Alquran atau dengan perkataan lain bahwa "basmalah-basmalah" yang terdapat di dalam Alquran itu adalah ayat-ayat Alquran, lepas dari pendapat apakah satu ayat dari Al-Fatihah atau dari sesuatu surah yang lain, yang dimulai dengan Basmalah atau tidak.
Sebagai disebutkan di atas surah Al-Fatihah itu terdiri dari tujuh ayat. Mereka yang berpendapat bahwa basmalah itu tidak termasuk satu ayat dari Al-Fatihah, memandang:
.
غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
.
adalah salah satu ayat, dengan demikian ayat-ayat Al-Fatihah itu tetap tujuh.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
"Dengan menyebut nama Allah", maksudnya "dengan menyebut nama Allah saya baca atau saya mulai". Seakan-akan Nabi berkata:
"Saya baca surah ini dengan menyebut nama Allah, bukan dengan menyebut nama saya sendiri, sebab dia wahyu dari Tuhan, bukan dari saya sendiri. Maka basmalah di sini mengandung arti bahwa Alquranul Karim itu wahyu dari Allah, bukan karangan Muhammad saw. dan Muhammad itu hanyalah seorang pesuruh Allah yang dapat perintah menyampaikan Alquran kepada manusia.
.
Pemakaian kata "Allah"
"Allah" nama bagi Zat yang ada dengan sendiri-Nya (wajibul wujud). Kata "Allah" itu hanya dipakai oleh bangsa Arab kepada Tuhan yang sebenarnya, yang berhak disembah, yang mempunyai sifat-sifat kesempurnaan. Mereka tidak memakai kata itu untuk tuhan-tuhan atau dewa-dewa mereka yang lain.
Kata "Ar-Rahman" terambil dari "Ar-Rahmah" yang berarti "belas kasihan", yaitu suatu sifat yang menimbulkan perbuatan memberi nikmat dan karunia.
Jadi kata "Ar-Rahman" itu ialah: Yang berbuat (memberi) nikmat dan karunia yang banyak.
Kata "Ar-Rahim" juga terambil dari "Ar-Rahmah", dan arti "Rahim" ialah: Orang yang mempunyai sifat belas kasihan, dan sifat itu "tetap" padanya selama-lamanya.
Maka Ar-Rahman Ar-Rahim (Arrahmanirrahim) itu maksudnya: Tuhan itu telah memberi nikmat yang banyak dengan murah-Nya dan telah melimpahkan karunia yang tidak terhingga, karena Dia adalah bersifat belas kasihan kepada makhluk-Nya, dan oleh karena sifat belas kasihan itu adalah suatu sifat yang tetap pada-Nya maka nikmat dan karunia Allah itu tidak ada putus-putusnya.
Dengan demikian maka kata-kata "Ar-Rahman" dan "Ar-Rahim" itu kedua-duanya adalah diperlukan dalam susunan ini, karena masing-masing mempunyai arti yang khusus.
Tegasnya bila seseorang Arab mendengar orang mensifati Allah dengan Ar-Rahman, maka terpahamlah olehnya bahwa Allah itu telah melimpahkan nikmat dan karunia-Nya dengan banyak dan berlimpah-limpah. Tetapi bahwa limpahan nikmat dan karunia yang banyak itu tetap, tidak putus-putus tidak dapat dipahami dari lafaz Ar-Rahman itu saja. Karena itu perlulah diikuti dengan Ar-Rahim, supaya orang mengambil pengertian bahwa limpahan nikmat dan karunia serta kemurahan Allah itu tidak ada putus-putusnya.
Hikmah membaca basmalah
Seorang muslim disuruh membaca basmalah di waktu mengerjakan sesuatu pekerjaan yang baik. Yang demikian itu untuk mengingatkan bahwa pekerjaan yang dikerjakannya itu adalah suruhan Allah, atau karena telah diizinkan-Nya. Maka karena Allahlah dia mengerjakan pekerjaan itu dan kepada-Nya dia meminta pertolongan supaya pekerjaan itu terlaksana dengan baik dan berhasil.
Nabi saw. bersabda:
,
كل أمر ذي بال لايبدأ فيه ببسم الله فهو أبتر أي مقطوع الذنب ناقص
Sesuatu pekerjaan yang penting yang tidak dimulai dengan menyebut nama Allah adalah buntung, yakni tidak ada hasilnya.
Orang Arab sebelum datang Islam mengerjakan sesuatu pekerjaan adalah dengan menyebut Al-Lata dan Al-`Uzza, yaitu nama-nama berhala mereka. Sebab itu Allah swt. mengajarkan kepada penganut-penganut agama Islam yang telah mengesakan-Nya supaya mereka mengerjakan dengan menyebut nama Allah.
0 komentar:
Posting Komentar