.
Al-Ghaffar secara bahasa berasal dari kata "ghafara" yang berarti menutup. Al-Ghaffar, artinya Dia menutup dosa-dosa hamba-Nya karena kemurahan dan anugerah-Nya.
Al-Ghaffar secara bahasa berasal dari kata "ghafara" yang berarti menutup. Al-Ghaffar, artinya Dia menutup dosa-dosa hamba-Nya karena kemurahan dan anugerah-Nya.
Allah Al-Ghaffar, artinya Allah Maha Pengampun atas segala dosa dan kesalahan. Ampunan Allah itu luas tak bertepi. Lebih luas dari seluruh dosa manusia. Allah akan mengampuni siapa saja yang memohon ampunan kepada-Nya.
Allah berfirman:
.
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S. Az Zumar: 53)
Allah bukan hanya mengampuni dosa manusia yang memohon ampunan kepada-Nya, tapi juga menggantinya dengan kebaikan. Al-Qur'an menegaskan, "Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman, dan mengerjakan kebajikan, maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebaikan. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (Q.S. Al-Furqan: 70)
Demikian makna Al-Ghaffar. Sekarang, bagaimana bentuk meneladani nama dan sifat Allah Al-Ghaffar? Meneladani nama dan sifat Allah Al-Ghaffar berarti kita harus bisa memaafkan kesalahan orang lain. Kita tidak boleh dendam kepada-Nya.
Al-Qur'an menegaskan, "Tetapi barang siapa bersabar dan memaafkan, sungguh yang demikian itu termasuk perbuatan mulia." (Q.S. Asy-Syura: 43)
Selain itu, kita juga dituntun untuk menutupi aib orang lain dan tidak membeberkannya. Ingatlah pesan Rasulullah SAW dalam haditsnya, "Seseorang yang menutupi aib orang lain di dunia, niscaya Allah akan menutupi aibnya pada hari kemudian (akhirat)." (H.R. Muslim)
Ada satu kisah,
Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra.:
Bahwa Nabi SAW bersabda: Di antara umat sebelum kamu sekalian terdapat seorang lelaki yang telah membunuh sembilan puluh sembilan orang. Lalu dia bertanya tentang penduduk bumi yang paling berilmu, kemudian dia ditunjukkan kepada seorang pendeta. Dia pun mendatangi pendeta tersebut dan mengatakan, bahwa dia telah membunuh sembilan puluh sembilan orang, apakah tobatnya akan diterima?
Pendeta itu menjawab: Tidak! Lalu dibunuhnyalah pendeta itu sehingga melengkapi seratus pembunuhan.
Kemudian dia bertanya lagi tentang penduduk bumi yang paling berilmu lalu ditunjukkan kepada seorang alim yang segera dikatakan kepadnya bahwa ia telah membunuh seratus jiwa, apakah tobatnya akan diterima?
Orang alim itu menjawab: Ya, dan siapakah yang dapat menghalangi tobat seseorang! Pergilah ke negeri Anu dan Anu karena di sana terdapat kaum yang selalu beribadah kepada Allah lalu sembahlah Allah bersama mereka dan jangan kembali ke negerimu karena negerimu itu negeri yang penuh dengan kejahatan!
Orang itu pun lalu berangkat, sampai ketika ia telah mencapai setengah perjalanan datanglah maut menjemputnya. Berselisihlah malaikat rahmat dan malaikat azab mengenainya.
Malaikat rahmat berkata: Dia datang dalam keadaan bertobat dan menghadap sepenuh hati kepada Allah.
Malaikat azab berkata: Dia belum pernah melakukan satu perbuatan baik pun. Lalu datanglah seorang malaikat yang menjelma sebagai manusia menghampiri mereka, yang segera mereka angkat sebagai penengah.
Ia berkata: Ukurlah jarak antara dua negeri itu, ke negeri mana ia lebih dekat, maka ia menjadi miliknya. Lalu mereka pun mengukurnya dan mendapatkan orang itu lebih dekat ke negeri yang akan dituju, sehingga diambillah ia oleh malaikat rahmat.
(sahih Muslim No.4967)
Akhirnya, marilah kita berdoa, "Ya Tuhan kami, kami telah menzhalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi." (Q.S. Al-A'raf: 23)
Sumber:
http://braderhud00.blogspot.com/2008/10/al-ghaffar-maha-pengampun.html
Rahasia Keajaiban Asma'ul Husna
Salam, yg menyamar itu bukan Malikat, tapi Balya Ibnu Malkan atau Nabi Allah Khidir.
BalasHapusMalailat dijadikan dari Annur dan tidak berjisim.
HapusKhidir punyai banyak nama antaranya Ariff Bolkiah di zaman Sulaiman AS.
Terima kasih materinya
BalasHapus